Translate

Thursday, July 20, 2017

Liburan Hari Terakhir di Jepang: Narita Airport

Hari ini kami bersiap-siap untuk kembali ke Indonesia, setelah 11 hari menjelajahi Jepang. Kami membeli onigiri untuk sarapan di Family Mart dalam stasiun. Setelah Check out dari hotel pada jam 11 pagi dan menitipkan barang, kami pun menuju You!Pla Mall untuk membeli beberapa oleh-oleh. Kami berbelanja di Hyaku-en Shop Seria, tempat barang-barang seharga 100 yen. Dari barang-barang kebutuhan rumah tangga hingga pernak pernik dan mainan anak-anak tersedia disni. Setelah membeli beberapa mainan dan oleh-oleh, kami pun kembali ke hotel. 

Sambil menunggu jadwal kereta kami yang masih satu jam lagi yaitu jam 2 siang, maka kami pun bersantai di lobby hotel. Saya memanfaatkan signal Wifi hotel untuk berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia sekaligus memesan tiket pesawat dari Jakarta ke Ternate dan Bali. Pukul 02:00pm kami pun menuju ke stasiun. Saya membeli tiket kereta dari Yukarigaoka ke Narita Airport (Bandara Narita) transit di Sakura seharga 580 yen per orang. Dari Yukarigaoka kami naik kereta Keisei Main Line Rapid for KEISEI-SAKURA ke stasiun Sakura, lalu berganti kereta Keisei Main Line Ltd. Exp. for NARITA AIRPORT menuju ke Terminal 2 Bandara Narita. 
Area Check-in di Terminal 2 Bandara Narita
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Narita_International_Airport



Tiba di Bandara Narita kami lansung naik lift ke Departure Lobby di lantai 3 yaitu area untuk check-in. Saya dan si kakak pun mencari konter check-in untuk maskapai Japan Airlines (JAL), saya menemukan salah satu konter yang antriannya tidak terlalu panjang. Setelah check-in, kami pun naik ke lantai 4 untuk makan siang dan mencari oleh-oleh lagi hehehe. Kami makan siang di salah satu restoran yang menyajikan menu halal bernama La Toque. Restoran ini buka dari pukul 07:30-20:30. Ada rombongan turis dari Indonesia yang sedang makan juga, mereka berisik sekali. Saya memesan Meat Sauce Pasta Combo seharga 1060 yen dan Shinji memesan Curry with grilled chicken seharga 1080 yen. Rasanya lumayan enak, pantas saja banyak direkomendasikan orang.

Setelah makan siang, saya mampir berbelanja oleh-oleh di toko oleh-oleh Wamonoya Kaya yang berada di sebelah La Toque. Saya beli payung lipat motif bunga seharga 1000 yen serta 2 buah sapu tangan masing-masing seharga 600 yen dan 350 yen. Setelah membeli oleh-oleh kami pun turun kembali ke lantai 3 dan masuk ke tempat Security Check

Semua barang bawaan harus melewati pemeriksaan X-ray seperti biasanya termasuk ikat pinggang, jam tangan dan jaket. Saat kami melewati Metal Detector ternyata masih berbunyi sehingga petugas meminta kami membuka sepatu dan memberikan kami sendal khusus yang harus kami kenakan saat kembali melewati Metal Detector. Sedangkan sepatu kami kemudian diletakkan di nampan dan diperiksa di mesin X-ray. Kemudian kami diperbolehkan mengenakan kembali sepatu kami. Semua tas bawaan kami diperiksa oleh petugas. Petugas sempat meminta saya untuk membuka tutup botol air minum yang saya bawa, lalu memeriksa aromanya. 

Setelah itu kami pun langsung menuju loket imigrasi untuk mendapatkan stempel keluar. Selesai dari loket immigrasi, kami pun menuju ke Boarding Gate. Ada beberapa Duty Free Shop  yang kami temui setelah keluar dari loket immigrasi. Kami harus turun ke lantai 2 gedung utama bandara dan melewati Connecting Passageway untuk menuju ke lantai 3 gedung Satellite, tempat Boarding Gate kami berada.
Sumber: https://www.jal.co.jp/en/inter/airport/nrt/info/
Connecting Passageway menuju Satellite
Tiba di Boarding Gate, penumpang sudah sangat banyak. Kami tidak kebagian tempat duduk, akhirnya berdiri saja. Proses Boarding agak terlambat dari jadwal karena masalah teknis. Setelah agak lama menunggu, kami akhirnya bisa naik ke pesawat. Shinji menarik saya dan Alban ke depan pintu boarding sebelum pintunya dibuka, agar kami bisa naik lebih dulu. Benar saja, karena saya bawa anak kecil, kami pun dipersilakan naik terlebih dahulu sehingga kami tak perlu berdesak-desakan dengan penumpang lain. Senyum ramah dan salam dari Pramugari JAL pun menyambut kami di pintu masuk pesawat. Pramugari JAL memang terbaik!
Di depan Boarding Gate. Selamat tinggal Jepang....

Akhirnya kami pun meninggalkan Jepang dengan di malam itu dengan rasa haru sekaligus bahagia. Saya masih punya kesempatan untuk berkunjung lagi karena masa berlaku visa saya masih sampai 3 tahun kedepan😁. Saya sangat terkesan dengan Negara Jepang yang sangat disiplin, tertib, bersih, ramah dan penuh empati. Saya bersyukur masih bisa bertemu dengan para mantan manager di perusahaan dulu dan sahabat-sahabat terbaik saya di Jepang. Saya terharu dengan perhatian dan bantuan yang mereka berikan kepada saya. Terima kasih Mina san! Sampai jumpa lagi di masa mendatang. Sayonara Jepang... I'll be missing you...


Liburan Hari Kesebelas: Chiba

Pagi ini bus Willer yang kami tumpangi sudah tiba di Stasiun JR Osaki, Tokyo. Para penumpang yang akan turun di Tokyo sudah turun. Bus kemudian melaju ke Tokyo Disneyland. Saya sengaja mengambil tujuan Disneyland agar bisa berfoto di Tokyo Disneyland, walaupun tidak masuk ke dalamnya. Saya sudah tidak bisa tidur lagi jadi saya pindah ke bangku kosong di depan saya. Alban saya tidurkan disamping saya jadi saya lebih leluasa untuk beres-beres. Sesekali saya menengok keluar jendela. 

Tepat pukul 8:00am Bus pun tiba di Tokyo Disneyland(R) Bus Terminal Annex. Terminalnya sangat luas, kami pun bersiap untuk turun. Setelah mengambil bagasi, kami lalu berjalan mengikuti arahan petugas menuju ke Tokyo Disneyland. Ada toilet dan bangku taman di tepi Terminal yang berada tepat disamping Tokyo Disneyland. Kami pun bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Tampang kusut pun jadi cerah kembali hehehe😁.  Lalu kami pun berjalan menuju Stasiun Tokyo Disneyland. Karena tak yakin dengan arah pintu keluar, kami dan beberapa penumpang lain malah sempat salah masuk jalur pemeriksaan tiket ke Disneyland hahaha. Untungnya sama petugas pemeriksa tiket kami disuruh ambil jalur sebelah luar. Karena tidak punya paket data dan lupa screenshoot peta Disneyland saya jadi tak tahu arah.

Di ujung jalan ada petugas, saya pun bertanya arah stasiun Disneyland ataupun Stasiun Maihama. Beliau berkata bahwa Stasiun Tokyo Disneyland sudah dekat hanya beberapa puluh meter di depan kami, sedangkan stasiun Maihama masih jauh di depan. Ternyata benar hanya sekitar 40meter kami sudah menemukan Stasiun Tokyo Disneyland, tepat di depan Tokyo Disneyland Hotel.
Tokyo Disneyland Hotel
Tokyo Disneyland Station
Kami sempat berfoto di depan Tokyo Disneyland Hotel yang sangat indah. Lalu masuk ke stasiun Tokyo Disneyland dan naik lift ke lantai dua untuk membeli tiket ke stasiun Resort Gateway. Karena tidak ada petugas, saya pun langsung membeli tiket di mesin tiket seharga 260 yen per orang dewasa. Tak lama menunggu kereta monorail Disney Resort Line pun tiba dan kami pun naik. Keretanya lucu sekali karena dipenuhi karakter Disney, bahkan jendela dan tempat pegangan di kereta berbentuk kepala  Mickey Mouse.

Dari stasiun Tokyo Disneyland, keretanya melewati stasiun Bayside dan Stasiun Tokyo Disneysea lalu tiba di stasiun Resort Gateway. Dari stasiun Resort Gateway kami tinggal berjalan ke pintu keluar ke arah stasiun Maihama yang terletak disebelahnya. Di stasiun Maihama kami mampir untuk sarapan di Beck's Coffee Shop sebelum melanjutkan perjalanan ke Chiba.

Karena jalur ke Yukarigaoka bukan termasuk jalur JR tapi merupakan jalur Keisei Line, jadi kami hanya membeli tiket JR sampai stasiun Funabashi dengan rute transit di Nishi Funabashi. Dari stasiun Funabashi kami berjalan kaki ke stasiun Keisei-Funabashi yang letaknya tidak begitu jauh. Kami pun membeli tiket ke stasiun Yukarigaoka. Sekitar 30 menit naik kereta Keisei Main Line Rapid kami pun tiba di Yukarigaoka, saat itu sudah jam 11 pagi. Lokasi Wishton Hotel tempat kami menginap berada tepat disamping stasiun dan pintu masuk hotel masih berada di dalam stasiun jadi tidak sulit mencarinya. Sayangnya kami tidak bisa langsung langsung menempati kamar karena kamar masih dibersihkan, jadi kami hanya check-in melaporkan identitas dan menitipkan koper saja. Saya lalu menunggu Takeshi san di lobby hotel.
Yukarigaoka
Takeshi san tiba di hotel, kami lalu diajak jalan-jalan ke AEON Mall yang tak jauh dari Hotel, sekitar 8 menit berjalan kaki. Saya menyukai suasana di Chiba karena sejuk dan banyak lahan pertanian. Tiba di AEON Mall, kami langsung menuju foodcourt karena sudah jam 12 siang, saatnya makan siang. Agak sulit mencari makanan halal di mall ini, untungnya ada gerai makanan India, jadi kami pesan disitu saja. Setelah makan dan mengobrol sejenak, kami pun berkeliling mall. Alban naik ke kereta dorong anak yang tersedia di mall itu. Bentuknya lucu, saya sempat memotretnya.
Kereta dorong anak di AEON Mall Yukarigaoka
Ketika sedang berkeliling Take san tiba-tiba memperlihatkan kepada kami bagian lantai mall yang unik. Lantainya dibuat seolah-olah menyerupai kolam yang berisi ikan koi sedang berenang kesana kemari. ketika kita menginjak lantai tersebut maka airnya akan beriak seperti ketika kita mencelupkan air ke kolam sungguhan ahhaha, saya suka sekali. Si Kakak dan Alban pun kegirangan mengejar ikan yang ada di lantai tersebut hahah. 
Lantai unik di AEON Mall

Di AEON Mall saya dan Shinji sempat membeli kosmetik. Saya juga membeli teh hijau bubuk pesanan tante saya. Harganya cukup murah 615 yen ukuran 200gr. Setelah puas berkeliling dan berbelanja kami pun kembali ke hotel. Tapi sebelum kembali saya dan si kakak mampir di toilet. Keluar dari toilet dan bertemu Take san, saya baru sadar kalo tas saya tidak ada. Saya dan si kakak spontan berlari kembali ke toilet.

Di depan pintu toilet saya bertemu petugas kebersihan yang sedang kebingungan memegang tas saya. Saya memberitahunya bahwa itu adalah tas saya. Dengan sikap hati-hati si petugas pun meminta saya menyebutkan apa saja isi tas saya, karena beliau hanya ingin memastikan bahwa itu tas saya. Saya katakan bahwa ada paspor dan dompet di dalam tas saya. Beliau lalu membuka tas dan menyuruh saya mengeluarkan paspor di dalam tas saya lalu memperlihatkan kepada beliau. Dan yup beliau tersenyum melihat foto di paspor saya, syukurlah. Beliau pun menyerahkan tas saya sambil memperingatkan saya untuk lebih berhati-hati. Saya berterima kasih kepada beliau dan beliau pun tersenyum.

Kami lalu berjalan kembali ke hotel. Di tengah perjalanan, Take san mampir membeli roti dan donut pesanan istrinya. Saya pun ikut membeli donut mini untuk cemilan Alban di hotel. Kami berjalan kembali ke hotel diantar oleh Take san. Di hotel, saya memberikan oleh-oleh kepada Take san, beliau sangat senang. Kami saling memberi salam perpisahan karena besok saya sudah harus kembali ke Indonesia. Take san pun kembali ke rumahnya.
Mall You!Pla disamping Wishton Hotel
Malam harinya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke You!Pla Mall disamping hotel. Ada McD dan beberapa restoran disitu, mata saya melirik ke sebuah restoran disamping McD yang bernama コルム. Si kakak pun setuju untuk makan malam disitu. Kami mencoba menu Beef steak dengan saus teriyaki. Saya pesan Sirloin Steak 200gr seharga 1380 yen + nasi porsi medium seharga 250 yen dan si kakak Roast Steak 200gr seharga 1180 yen + nasi ukuran small seharga 200 yen. Rasanya sangat yummy dan saya sangat menikmatinya.

Sirloin Steak saus teriyaki
Selesai makan malam, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Pengalaman hari ini sangat mendebarkan sekaligus menyenangkan. Beruntung sekali saya bisa berkeliling ke beberapa kota di Jepang bahkan ke beberapa kota yang jarang dikunjungi wisatawan. Malam ini saya harus berkemas untuk kembali ke Indonesia. Terima kasih Take san untuk rekomendasi hotelnya dan waktunya menemani kami jalan-jalan di Yukarigaoka.


Wednesday, July 19, 2017

Liburan Hari Kesepuluh: Petualangan seru di Sumiyoshi Taisha, Osaka Kaiyukan, Dotonburi dan Shinsaibashi

Hari ini saya janjian dengan teman Facebook saya Taro san jam 10 pagi di lobby hotel. Pukul 10:04 am saya menanyakan kepada Taro san apakah beliau sudah tiba dan jawabnya sudah tiba dari 20 menit yang lalu hahaha. Saya panik langsung buru-buru turun ke lobby. Ternyata beliau sedang duduk merokok di ruangan merokok, ooowaalah😁. Saya baru pertama kali bertemu langsung dengan beliau dan memang sama persis seperti di foto FB hahaha. Karena hari itu kami sudah harus check out dari hotel, jadi saya ingin check out lebih awal dan menitipkan koper di hotel. Tapi Taro san bilang kopernya simpan di bagasi mobilnya saja, jadi beliau nanti langsung mengantar kami ke terminal bus Willer. Saya memang akan naik bus malam Willer Express ke Chiba nanti malam. 

Kami pun berangkat menuju Sumiyoshi Taisha, sebuah kuil Shinto yang sangat terkenal di Osaka. Sepanjang perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Lalu Taro memperlihatkan kawasan para Yakuza yang baru kami lewati, serem ah kalau dengar Yakuza. Akhirnya kami pun tiba di Sumiyoshi Taisha. Dari tempat parkir kami berjalan ke arah utara menuju jembatan lengkung  merah Soribashi atau yang juga dikenal dengan nama Taiko Bashi karena menjadi spot foto favorit para wisatawan. Kami pun tak ingin ketinggalan berfoto disini. 
Ada sekitar 600 lentera batu seperti ini dikawasan Kuil Agung Sumiyoshi
Selfie di depan Soribashi
Sumiyoshi taisha soribashi
Jembatan lengkung Soribashi
Setelah menyebrangi Soribashi, kami berfoto di depan gerbang masuk Sumiyoshi Taisha. Memasuki kawasan kuil, pengunjung sangat ramai. Si kakak tertarik dengan tempat meramal nasib. Akhirnya dia mengambil satu dan membacanya. Karena tidak bisa baca kanji akhirnya Taro san yang mengartikan hahaha. Isi ramalan intinya pada hari itu si kakak tidak begitu baik jadi harus membunyikan bel hahaha. Setelah itu kertas ramalan di ikat disebuah dinding yang telah disediakan. 
Sumiyoshi Taisha enterance gate
Gerbang bagian dalam Sumiyoshi Taisha
Tempat Omikuji
Kakak Shinji mengikat kertas ramalannya heheh
Kami pun lanjut berkeliling di dalam kawasan kuil. Dan hei saya ketemu pasangan pengantin! Rupanya ada upacara pernikahan tradisional Jepang, saya diam-diam memotret upacara tersebut. Kapan lagi ketemu acara seperti ini hehehe. Kawasan kuil ini sangat luas, maklumlah namanya juga Kuil Agung yang juga merupakan kuil shinto utama di Osaka. Ada sekitar 6 kuil di dalam kawasan Sumiyoshi Taisha ini.  Informasi tentang kuil-kuil tersebut bisa dilihat disini.
Sumiyoshi Taisha
Sumiyoshi Taisha
Maaf saya lupa nama tempat ini
Sumiyoshi taisha nankun shrine
Nankun Shrine
Sumiyoshi Taisha wedding ceremony
Japanese Traditional Wedding Ceremony
Setelah berkeliling, kami pun kembali ke tempat parkir. Namun sebelum pulang kami sempatkan berfoto dengan latar Soribashi. Sekaligus melihat ikan-ikan koi yang berukuran cukup besar di dalam kolam. Cuaca saat itu agak panas jadi tidak masalah melepas jaket. 
taiko bashi
Soribashi atau Taiko bashi
Ikan koi di dalam kolam Sumiyoshi Taisha
Salah satu sahabat terbaik saya dari Osaka
Kami meninggalkan Sumiyoshi Taisha untuk makan siang di sebuah restoran Okonomiyaki bernama Juujuu Umeeya di Shin-Naniwa Suji daerah Suminoe. Kakak Shinji masih penasaran dengan yakisoba jadi dia pesan Yakisoba. Saya pesan Okonomiyaki karena penasaran dengan rasa aslinya. Saya pernah makan sebelumnya di foodcourt Mall Artha Gading tapi rasanya kurang enak. Ternyata rasa okonomiyaki disini sangat enak sekali. Taro san juga pesan Okonomiyaki. Kakak Shinji berbagi yakisobanya dengan Alban. Karena tidak ada saus sambal si kakak menaburkan bubuk cabai yang tersedia di meja. Taro san melotot melihat si kakak menaburkan banyak sekali bubuk cabai. Saya dan si kakak tertawa melihat ekspresinya. Orang Jepang memang tidak terlalu suka makanan pedas.
Makan siang di Juujuu Umeeya
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Aquarium Kaiyukan. Aquarium ini menghadap langsung ke teluk Osaka dan berada persis disebelah Tempozan Ferris Wheel. Tiket masuk ke Aquarium Kaiyukan bervariasi tergantung usia. Untuk usia diatas 60 tahun sebesar 2000 yen, usia 16 tahun keatas sebesar 2300 yen, 7-15 tahun sebesar 1200 yen, 4-6 tahun 600 yen, usia 3 tahun kebawah gratis. Kami membeli tiket untuk 3 orang dewasa saja karena Alban baru berusia 3 tahun.
Tempozan Ferris Wheel terlihat dari Aquarium Kaiyukan

Kaiyukan
Loket tiket Aquarium Kaiyukan
Aquarium ini merupakan salah satu aquarium terbesar di dunia. Terdapat lebih dari 15 tangki besar yang mana disetiap tangki menampilkan sebuah wilayah tertentu dari samudera Pasifik. Tangki utama yaitu "Pacific Ocean" dengan kedalaman 9 meter dan panjang 34 meter, berisi 5400 ton air yang merupakan tempat bagi ikan hiu dan berbagai ikan besar lainnya. Ada juga "Japan Forest" yang menampilkan cantiknya hutan Jepang yang disinari matahari dan merupakan habitat bagi berang-berang, salamander raksasa, dll.

Osaka Kaiyukan
Kami disambut oleh sekumpulan ikan-ikan cantik
Berang-berang di Japan Forest
kaiyukan
Petugas sedang memberi makan ikan-ikan di tangki utama
Di tangki "Antartica" terdapat Adelie Penguin, Gentoo Penguin, King Penguin, dll. Cukup lama kami berkeliling menikmati isi aquarium ini. Koleksi hewan laut di Aquarium ini cukup lengkap diantaranya Ikan hiu, lumba-lumba, ubur-ubur, berang-berang, cumi-cumi, gurita, singa laut, pinguin, berbagai jenis ikan karang, kepiting, kura-kura dan masih banyak lagi. 
Gentoo Penguin di tangki Antartica
Osaka Kaiyukan
Brown Jellyfish
Kaiyukan
Cumi-cumi yang berukuran besar
Kakak Shinji dan Alban menyempatkan berfoto di beberapa Photobooth yang tersedia. Kami juga sempat membeli 2 ice cream matcha seharga 760 yen di Sea Saw Drink Stand sebelum keluar dari Aquarium. Kami pun keluar dari Aquarium, Taro san dan Kakak Shinji menonton atraksi di halaman Kaiyukan. Saya dan Alban duduk di kursi sambil makan ice cream di tengah teriknya matahari Osaka, hmmm yummy!
Jadi rebutan foto sama nemo
Hasil foto diam-diam hehe

Selfie sama Hiu aahh...

hmmm
Selanjutnya kami menuju ke Dotonburi dan Shinsaibashi. Hari sudah agak sore ketika kami tiba di Shinsaibashi. Taro san kemudian mencari tempat parkir. Setelah parkir di salah satu tempat parkir di Nishishinsaibashi, kami pun berjalan kaki menuju Shinsaibashi melewati Apa Hotel Namba Shinsaibashi. Kami pun berkeliling Shinsaibashi, Ebisubashi-suji, lalu masuk ke Namba Walk Shopping Mall. Kakak Shinji mampir membeli sebuah baju di Uniqlo Namba Walk yang sedang sale. Kami mampir di Sukiya untuk makan malam.
Ebisu-Bashi-Suji
Dotonburi
Berfoto di Dotonburi sebelum pulang
Ramainya Shisaibashi-Suji
Setelah puas berkeliling hingga jam 8 malam di Dotonburi, kami pun kembali ke Shinsaibashi untuk pulang. Taro san mengantar kami ke Terminal Bus Willer Express di Umeda. Syukurlah kami tiba tepat waktu di terminal. Dan menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan. Malam ini kami menuju ke Chiba untuk bertemu Takeshi san.

Selamat tinggal Osaka, sampai jumpa lagi lain waktu.

Tuesday, July 18, 2017

Liburan Jepang Hari kesembilan: Indahnya taman Osaka Zouheikyoku, Osaka Castle, Umeda Sky Building

Hari ini kami berencana untuk melihat bunga sakura di taman Zouheikyoku, berkunjung ke Osaka Castle, dan Umeda Sky Building. Sebenarnya saya ingin ke Tsutenkaku Tower tapi karena lokasi makan malam nanti akan lebih dekat dari Umeda Sky Building, maka acara ke Tsutenkaku saya batalkan. 

Tepat jam 10 pagi, saya sudah bersiap untuk turun ke lobby hotel dan menunggu kedatangan Tsurufuji san dan Tahara san. Saya kangen sekali dengan mereka. sudah lama sekali tidak bertemu. Tak lama kemudian Tsurufuji-san muncul dari pintu lobby. Tampak sedang membaca pesan teks di HPnya. Saya menyapa beliau dengan gembira. Tsurufuji san mengatakan bahwa Tahara san sedang berjalan menuju ke hotel ini. Kami pun duduk menunggu Tahara san di lobby hotel. Saya mengeluarkan beberapa gantungan kunci sebagai oleh-oleh dan mempersilakan Tsurufuji san untuk memilih salah satu yang disukai. Tiba-tiba muncul Tahara san dari pintu lobby dengan nafas terengah-engah. Beliau langsung protes kepada saya karena jarak dari stasiun ke hotel sangat jauh hahahha. Tahara san membawa banyak oleh-oleh untuk saya, saya senang sekali 😁.

Kami naik taksi dari hotel menuju ke taman Zouheikyoku di Temma Kita-ku. Di pintu gerbang taman antrian sudah sangat panjang. Kami berjalan menuju gerbang taman sesuai arahan pak polisi. Ramai sekali pengunjung yang datang. Pada musim semi taman ini dibuka selama 1 minggu pada pertengahan April. Beberapa larangan selama berada di taman ini adalah; kita tidak diperbolehkan untuk makan dan minum, dilarang merokok, dilarang melewati area yang dibatasi oleh tali, dilarang membawa hewan peliharaan, dan dilarang membawa sepeda atau sepeda motor ke dalam taman. Tidak tersedia tempat parkir, jadi kita sebaiknya menggunakan kendaraan umum saat datang ke tempat ini.
Pintu masuk taman Zouheikyoku

Hanami in osaka
Pak Polisi sedang mengatur pengunjung
Terdapat sekitar 350 pohon sakura dengan 134 jenis yang bisa kita nikmati di jalur sepanjang 560 meter dari pintu selatan hingga pintu utara. Meski sangat ramai, para pengunjung sangat tertib mengikuti arahan pak polisi. Bunga sakura di taman ini memang sangat cantik hampir menyerupai bunga mawar. Saya bahkan melihatnya seperti bulu domba yang sedang menempel di ranting pohon hahaha. Saya merasa beruntung bisa berkunjung ke taman ini. Jenis-jenis sakuranya bisa dilihat di link berikut http://www.mint.go.jp/enjoy-eng/sakura-eng/eng-chart-cherry.html.
Best Smile
variety of sakura
Beberapa verietas bunga Sakura
green sakura
Ada yang warna hijau juga 😍
Shidarezakura
hanami 2017
Love this place
Banyaknya varietas bunga sakura di sini membuat saya terkagum-kagum. Mendekati pintu keluar, hujan mulai gerimis. Kami bergegas meninggalkan Zouheikyoku dan mampir untuk makan siang di sebuah restoran bernama Yayoiken. Selesai makan siang, hujan masih gerimis hingga kami pun memutuskan untuk naik taksi ke Kastil Osaka.
Foto bersama di jalan masuk gerbang Otemon Kastil Osaka

Otemon gate
Otemon Gate
Kami masuk melalui Otemon Gate. Pohon sakura berukuran besar menyambut kami begitu memasuki gerbang Otemon. Kompleks Kastil Osaka ini sangat luas. Tamannya sangat asri dan cantik.Saya sangat suka suasananya. Wisatawan yang berkunjung sangat banyak. Saya juga melihat beberapa rombongan turis Indonesia.
Taman yang asri dan apik
Saya tidak sabar ingin melihat Kastil Osaka sehingga kami langsung menuju ke halaman bagian dalam. Saat memasuki halaman kastil, si kakak melihat ada yang menjual ice cream matcha. Lagi-lagi dia heboh pengen beli ice cream itu, jadi ya saya beli saja ice cream seharga 350 yen tersebut. Kini Kastil Osaka sudah tepat dihadapan saya. Tanpa menunggu lama, langsung saja saya memotret kemegahan Kastil Osaka ini. 
Istana Osaka
Osaka Castle
Mulutnya masih belepotan ice cream matcha 😂
Sayang sekali kami tidak jadi masuk ke dalam kastil karena antrian di loket tiket sangat panjang sekali. Saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Umeda Sky Building saja. Akhirnya kami berjalan menuju stasiun terdekat melalui Yamazatomon Gate di bagian belakang kastil. Keluar dari Yamazatomon Gate, kita bisa melihat Uchibori (parit bagian dalam). Terdapat kapal wisata Gozabune Boat yang mengitari Uchibori ini.
Osaka castle gate
Yamazatomon Gate
Osaka Castle inner moat
Uchibori
Setelah dari Yamazatomon Gate, kami pun melewati Osaka Castle Hall menuju stasiun Osakajokoen. Saya sempat bercanda dengan Tahara san dan Tsurufuji san bahwa mungkin pada saat perang dulu banyak prajurit yang mati bukan disebabkan karena bertarung tapi karena kelelahan. Tahara san lalu bertanya kenapa bisa begitu? saya spontan menjawab sebab baru berjalan melewati halaman kastil ini saja saya sudah hampir mati lemas dan kehabisan nafas. Tahara san tertawa mendengar jawaban saya hahahha. Kenyataannya halaman kastil ini memang sangat luas.

Kami pun naik kereta JR rapid menuju ke stasiun Osaka, lalu berjalan kaki menuju Umeda Sky Building. Lagi-lagi dilema melanda karena Umeda Sky Building sudah kelihatan tapi ternyata untuk sampai kesana kami harus berjalan cukup jauh. Kalau naik taksi mungkin supirnya menolak karena terlalu dekat. Akhirnya dengan sisa tenaga kami pun berjalan kaki ke Umeda Sky Building. Agar tidak terasa pegalnya, kami sesekali bersenda gurai dan tertawa. 
Miniatur Umeda Sky Building
Tiba di Umeda Sky Building kami lalu mencari lift untuk naik ke lantai atas yaitu lantai 35. Dari lantai 35 kami naik mid-air escalator ke lantai 39 untuk menuju  Floating Garden Observatory.  Di lantai ini terdapat restoran dan toko oleh-oleh Shop Sky 39.
Penampakan Mid-air Escalator dari luar.
Umeda Sky Building
Mid-air escalator
Kami naik satu lantai lagi ke lantai 40 dengan eskalator biasa. Dari lantai ini kita bisa lihat kota Osaka dengan jelas serta tersedia banyak tempat duduk untuk bersantai menikmati pemandangan kota. Lalu kami naik lagi ke Roof Top untuk menikmati udara terbuka. Disini terdapat Heart Lock Fence alias pagar gembok cinta, gemboknya bisa dibeli di lantai 40 tadi. Pemandangan dari atap ini tidak kalah keren. Saya berkesempatan memotret beberapa foto.
Umeda sky building
Kota Osaka dari Floating Garden Observatory
Kota Osaka dan Sungai Yodo dari Roof Top Umeda Sky Building

Umeda Sky building
Roof Top Umeda Sky Building
Umeda sky building
Heart Lock Fence
Umeda ky Building ini buka dari jam 10:00 - 22:30. Biaya masuk untuk dewasa 1000 yen, siswa SMP dan SMA 700 yen, SD 500 yen, anak-anak 4 - 6 tahun 200 yen, lansia di atas 65 tahun 800 yen. Biaya parkir 400 yen/jam. Saya sempat mampir di lantai 39 untuk membeli oleh-oleh sapu tangan seharga 360 yen. Setelah itu kami pun meninggalkan Umeda Sky Building untuk jalan-jalan di sekitar Stasiun Osaka. Saya mampir membeli oleh-oleh buat suami di Yodobashi camera mall. Karena saya bawa paspor, saya dapat harga tax free hehehe. 


Setelah itu kami berkeliling di kawasan Umeda seperti Umeda Hankyu Main Store dan  Hanshin Department store. Setelah puas berkeliling kami pun menuju ke tempat kami janjian untuk makan malam yang telah dipesan sebelumnya oleh Furuya san. Restorannya bernama Ganko yang terletak tak jauh dari Stasiun Umeda Hankyu. Kami tiba lebih awal di restoran dan disambut oleh seorang pria yang mirip sekali dengan Furuya san, ternyata beliau adalah adik dari Furuya san yang bekerja di restoran tersebut😁.  Beliau kemudian mempersilakan kami untuk memasuki sebuah ruangan. 

Setelah Furuya san tiba kaami pun makan malam. Segala menu makanan dipesan oleh mereka untuk menjamu kami. Saya jadi bingung mau makan yang mana. Saya pesan ayam karaage untuk si Alban soalnya takut dia tidak bisa makan sushi. Karena tidak ada menu nasi, kami pun pesan kentang goreng. Malam itu saya pertama kali mencoba makan sushi, dan rasanya lumayan enak walau terasa agak aneh di lidah karena saya belum terbiasa. Malam itu kami habiskan dengan canda tawa dan obrolan ringan. Saya jadi rindu masa lalu. 
Semoga bisa bertemu lagi
Selfie di depan Restoran Ganko
Kami berfoto ria sebelum pulang ke tempat masing-masing. Furuya san mengantar kami sampai ke hotel. Saya memberikan salam perpisahan sebelum beliau pergi. Terima kasih kepada semuanya. Malam ini saya tidur sambil tersenyum.

Bagi teman-teman yang suka artikel-artikel saya jangan lupa kasih komentar ya.