Translate

Wednesday, April 26, 2017

Liburan Jepang: Menikmati Rintik Hujan di Asakusa, Sumida River, Ueno Koen, serta Uniknya Harajuku

Setelah istirahat full di hari Pertama, kami pun memulai petualangan di Jepang pada hari kedua yaitu sabtu 8 April 2017. Malam sebelumnya saya sudah janjian dengan salah satu mantan Manager saya di perusahaan dulu yaitu Fujisaki san mengenai jadwal tempat yang akan saya kunjungi agar disesuaikan dengan waktunya. Dan kami pun berjanji untuk bertemu di Asakusa Kaminarimon Gate.

Keluar dari hostel menuju stasiun Higashi Nihombashi. Lho? kok bukan Bakurocho??? yup begitulah pemirsah, Bakurocho tidak terhubung ke Asakusa tapi jalurnya ke Ryogoku. Jadi saya ke Higashi Nihombashi yang langsung menuju stasiun Asakusa. Di luar hostel hujan gerimis menanti kami, tapi tidak basah kuyup kok, hanya gerimis. Jalan ke Higashi Nihombashi lumayan juga, hampir nyasar karena ketemu perenaman bukan perempatan atau simpang lima lagi tapi simpang enam ahahah.. Untunglah ada bapak-bapak gaul yang nunjukin jalan hehehe...
Foto ditengah gerimis sebelum menuju ke Stasiun Higashi Nihombashi

Di stasiun Higashi Nihombashi, kekatroan saya kumat lagi, kenapa? karena salah mencet jumlah orang di mesin tiket jadinya saya beli 2 tiket dewasa dan 1 tiket anak. ya sudah lah... Tiba di stasiun Asakusa saya bingung lagi karena nggak bisa wifi-an buka maps mo ke kaminarimon.. akhirnya ketemu papan informasi dan yup ikuti aja petunjuknya, kelihatan deh Kaminarimon Gate yang very very famous itu... sugoi! Di pintu masuk menuju kuil Senso-ji itu, sudah ramai dipadati wisatawan, saya dan Fujisaki san janjian disitu. Karena saya sampai 30 menit lebih awal, meranalah saya menunggu selama 30 menit hahaha... Daripada bengong mending kami selfie saja disitu bersama para wisatawan lain.

Asakusa
Selfie di Kaminarimon Gate
Orang yang ditunggu akhirnya muncul juga, Fujisaki san masih belum banyak berubah, masih seperti 12 tahun yang lalu. Setelah bersalaman kami ngobrol sejenak di Kaminarimon Gate, lalu melangkah masuk menyusuri Nakamise dori. Banyak penjual souvenir yang cantik-cantik tapi harganya juga cantik hehehe. Saya menyempatkan masuk ke salah satu toko untuk membeli kaos kaki lucu, gunting berkarakter wanita Jepang dan sarung tangan anak saya. Mendekati Hozomon Gate, berjejer pohon sakura yang sangat indah. Ada beberapa wisatawan china yang pakai kimono, lucu lihatnya.
Asakusa
Deretan pohon sakura di Kuil Senso-ji
Wisatawan China yang memakai kimono :)
Kemudian kami tiba di Hozomon Gate, karena belum sarapan kami ditraktir chicken karaage oleh Fujisaki san. Bentuknya seperti ayam krispi tapi bumbunya enak banget. Puas banget makannya, walaupun sambil berdiri karena memang nggak disediaiin tempat. Hanya disediain tempat sampah sisa makanan dan kemasan saja heheehee. Sayang sekali saya lupa foto ayam karaagenya, mungkin karena saking fokus menikmati kelezatannya. Tapi ada koq produk lokalnya di Indonesia, cari aja di swalayan.

Asakusa
Hozomon Gate Senso-ji, Asakusa

Asakusa
Foto bareng Fujisaki san
Saya nggak masuk ke dalam kuil Senso-ji karena ada banyak orang yang beribadah dan ada banyak wisatawan juga di dalam. Saya hanya memperhatikan halaman kuil ada satu tempat bernama Mikuji yang dipadati wisatawan, setelah bertanya pada Fujisaki san ternyata itu tempat ramalan nasib hehehe pantas saja. Diseberangnya ada tempat membeli Omamori (jimat).
Mikuji
Asakusa
Tempat membeli Omamori
Setelah puas melihat-lihat, kami pun meninggalkan kuil Senso-ji menuju Sekai Cafe untuk makan siang. Salah satu tempat makan Halal di Asakusa adalah Sekai Cafe. Namun sayang karena kurang info, saat tiba di Sekai Cafe, hanya tersedia Pizza halal hahaha. Saya bertanya ke pelayan cafe yang berjilbab dan wajahnya seperti orang Indonesia menggunakan bahasa Jepang, karena penasaran saya tanya juga apakah dia bisa bahasa Indonesia dan ternyata memang orang Indonesia hahhaha.. Akhirnya kami makan Pizza aja dan minum jus.

Setelah puas bersantai di Sekai Cafe, kami melanjutkan perjalanan ke Tokyo Sky Tree, menara tertinggi di Jepang. Sayangnya Sky Tree tertutup kabut jadi hanya kelihatan setengah, akhirnya kami hanya foto-foto dan menikmati sakura di Sumida river saja.
Sumida river
Tokyo Sky Tree yang tertutup kabut di belakang gedung Asahi Flame

Sumida river
Shinji chan dan Hyuga kun sedang asik sendiri
Kakak Shinji sibuk foto-foto

Ibu dan Hyuga kun juga pengen selfie di bawah pohon sakura di Sumida River
Melihat deretan pohon sakura di tepi sungai Sumida, kami pun kalap untuk foto-foto hahhaha... Mimpi saya untuk melihat sakura secara dekat pun menjadi nyata... Karena gerimisnya semakin lama semakin deras, maka setelah puas foto-foto, kami pun kembali ke stasiun asakusa untuk menuju taman Ueno (Ueno koen). Kali ini beli tiketnya dibantu Fujisaki san jadi nggak salah lagi hehehe...

Tiba di Ueno koen wisatawan tambah padat, jalan menuju taman saja harus berdesak-desakan. Di dalam taman sudah jangan ditanya lagi situasinya, semua tempat full booked! Ternyata karena ini hari libur, jadi banyak warga Jepang yang sedang hanami di taman Ueno. Akhirnya kami hanya jalan-jalan berkeliling taman, lalu menuju tempat belanja di Ameyayoko-cho.
Ueno Taito
Padatnya taman Ueno karena Hanami
Walaupun hujan gerimis, Hyuga kun tetap semangat keliling taman
Ueno
Ameyayoko-cho
Menyusuri lorong kaki lima di Ameyayoko-cho hujan semakin deras, akhirnya saya memutuskan untuk membeli payung seharga 350 yen. Di sini saya juga sempat membeli es krim seharga 120 yen untuk ukuran kecil. Hujan-hujan makan es krim? yah begitulah kalau bawa anak hehehe... Kami hanya berkeliling disini, tidak ada niat untuk belanja karena yang saya temui justru banyak toko pakaian untuk cowok heheh...

Lelah jalan-jalan, Fujisaki san mengajak kami bersantai di Lotteria dekat stasiun Ueno. Full booked juga rupanya disini, tapi setelah menunggu sebentar, kami dapat tempat duduk juga akhirnya... Si Hyuga sudah tertidur karena capek. HP saya sudah menunjukkan signal kritis, akhirnya saya tanya ke Fujisaki san dimana tempat beli adaptor untuk charger HP saya karena saya lupa beli di Jakarta. Di Jepang colokannya pipih tidak seperti Indonesia. Akhirnya saya dikasih charger pipih oleh Fujisaki san... Tasukarimashita!!! Senangnya hatiku... Karena sudah sore, Fujisaki san tidak bisa menemani kami ke Harajuku. Kami pun berpisah di stasiun Ueno. Beliau kembali ke Fukushima dan kami lanjut ke Harajuku, tempat impian kakak Shinji hahaha...

Harajuku
Takeshita dori
Harajuku
Padatnya Takeshita dori
Keluar dari stasiun Harajuku, langsung nampak Takeshita dori di seberang. Alamak padatnya... Setelah menyebrang dan mulai masuk ke Takeshita dori rasanya tambah semangat. Walau berdesak-desakan tetap saja kami senang...Karena HP saya sudah lowbet akhirnya saya nggak bisa foto-foto lagi hahaha... Nebeng HP kakak Shinji saja. Karena niatnya pengen belanja disni akhirnya saya beli kaos dengan gambar kucing seharga 1500 yen dan kaos kaki panjang seharga 500 yen untuk kakak Shinji. Hyuga kun dapat mainan ice krim seharga 400 yen. Si Kakak sempet-sempetnya foto bareng si penjaga toko yang nyentrik abis hahaha...
Si Penjaga toko nyentrik :)
Jalan sampai ke ujung Takeshita dori, kami lalu berbelok ke Meiji dori melewati Forever 21 store dan H&M. Diseberangnya saya melihat ada Line Friends store, pengen kesitu tapi malas jalan lagi. Bener-bener capek. Kami hanya nongkrong di tepi jalan bersama para wisatawan lainnya. Si kakak gemes sama anjing milik wanita Jepang yang kebetulan lewat, sampai pake selfie segala. Akhirnya karena lapar kami balik ke stasiun, mampir di Yoshinoya disebelah pintu masuk Takeshita dori tadi. Di depan Yoshinoya saya dan si kakak agak ragu, tapi karena bingung HP dah lowbet dan saya dengar banyak orang Indonesia yang makan di sini akhirnya saya meyakinkan si kakak untuk makan di Yoshinoya saja.

Tiba di lantai atas (saya lupa lantai 2 atau 3) sudah saya duga ada orang Indonesia ahahah... Pada pelayan restonya saya bertanya menu yang nggak pakai babi. Saya bilang bahwa kami tidak bisa makan babi, jadi adakah menu lain selain babi. Lalu dengan sigap si pelayan restoran menyodorkan menu berbahasa Inggris (sebelumnya saya ambil menu berbahasa Jepang, gubrakkk!). Jadilah kami pesan beef bowl, menu favorit orang Indonesia saat makan di Yoshinoya hahahaa... Rasanya... hmmm lumayan lah. Saat sedang asik makan, datanglah rombongan turis Indonesia, lalu duduk disebelah meja kami. Mereka lagi bingung karena menunya dalam bahasa Jepang. Si Ibu yang sedang ngotot bilang dulu dia pernah makan menu babi di Yoshinoya tapi dia nggak ingat gambar yang mana. Lalu tanpa basa basi, saya memberi menu berbahasa Inggris kepada meraka. Saya bilang "Maaf bu, ini ada menu bahasa Inggrisnya" :). Si Bapak dengan senyum ramah mengambil menunya dan bilang terima kasih. Selesai makan kami segera pulang (tak lupa bayar di kasir tentunya heheh). Saat turun, kami berpapasan lagi dengan sekelompok cewek Indonesia berjilbab yang mau makan di Yoshinoya. Tuh kan memang Yoshinoya tempat favorit orang Indonesia di Jepang hahaha...

Di depan stasiun Harajuku, saya termenung memandangi papan jalur kereta, bukan karena papannya nyentrik seperti toko-toko di Takeshita dori, tapi karena tulisannya nggak ada bahasa Inggris hiks :'( sedih hati saya pemirsah... Mana HP saya lowbet, HP kaka Shinji juga nggak nemu signal wifi... akhirnya pake insting... Karena dah hafal letak stasiun saya dari stasiun Tokyo akhirnya saya beli tiket sesuai harga yang tertera di situ saja hehhehe... Toh kalau pun kurang kan ada mesin adjusment fare. Dan pulanglah kami dengan selamat naik JR Yamanote line for Tokyo lalu transfer ke JR Sobu line ke Bakurocho.

Demikianlah petualangan kami hari ini, walaupun rencana awal pengen ke Shibuya dan Odaiba, apa daya pemirsah kaki kami sudah nggak mampu lagi melanjutkan petualangan... Semoga petualangan hari ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saatnya rehat untuk petualangan hari ketiga...

Jangan lupa ya selipkan pertanyaan atau komentarnya.... (^-^)v

Tuesday, April 25, 2017

Liburan Jepang Narita Airport & Planetyze Hostel

Pertama kali ke luar negeri membuat saya sedikit gugup dan khawatir. Karena takut telat tiba di bandara, saya ke bandara 3jam sebelum jadwal keberangkatan hahaha dan alhasil counter check-in belum dibuka. Sebelum check-in, bagasi kita akan dicek oleh petugas dengan alat khusus yang ditusuk ke dalam koper atau tas. Dan alhamdulillah bagasi saya semuanya aman. Proses pemeriksaan di Immigrasi juga berjalan lancar dan tanpa antrian panjang, mungkin karena penerbangan dini hari tidak sepadat siang hari. Petugasnya juga tidak banyak bertanya. Siapkan saja Paspor dan boarding pass saat mengantri di loket Immigrasi.

Penerbangan dengan maskapai JAL (Japan Airlines) juga lancar, hanya si kecil yang agak rewel saat akan landing. Bawalah cemilan yang membuat si kecil bisa mengunyah saat take off maupun landing agar telinganya tidak sakit. Sebagai penumpang muslim, saya tidak lupa memesan Halal Meal dan Child Meal untuk anak saya. Anak saya mendapatkan child meal yang cukup komplit.
Halal meal
Halal Meal
JAL Child Meal
Child Meal dari JAL

Tiba di bandara Narita, tempat pertama yang saya cari adalah toilet hahha.. Toilet di bandara Narita sangat bersih, dan ada banyak tombol-tombol. Ada tombol bidet buat cewek dan itu yang saya cari heheh karena di pesawat tidak ada. Setelah itu kami berjalan menuju Immigrasi untuk pengecekan paspor dan visa. Sebelumnya di pesawat telah dibagikan kartu Custom Declaration dan Disembarkation Card for Foreigner oleh pramugari. Nah kedua kartu tersebut diisi sesuai data dan tujuan anda. Tiba di loket Immigrasi Jepang antrian sudah sangat panjang, sehingga saya dan penumpang lainnya diarahkan ke loket Immigrasi lainnya di bagian Immigrasi khusus warga Jepang. Di loket Immigrasi, sidik jari dan mata kami dipindai oleh petugas lalu paspor kami distempel dan kami pun bisa turun satu lantai untuk mengambil bagasi. Setelah mengambil bagasi kami menuju bagian Custom dan menyerahkan kartu Custom Declaration tadi. Bagasi saya sudah tidak dicek lagi. Petugas hanya memeriksa kartu Custom Declaration tadi dan memperbolehkan kami keluar.

Di dekat pintu keluar terdapat Tourist Information Center dan loket pembelian tiket kereta JR dan Keisei. Saya sedikit bingung harus naik apa dari bandara ke hostel di Bakurocho, padahal sebelumnya sudah lihat di Hyperdia kalau bisa naik NEX (Narita Express) milik JR atau pun kereta Keisei Line. Loket NEX dan Keisei berdampingan, saya jadi tambah galau mau beli yang mana. Keisei main line lebih murah tapi harus transit beberapa kali. Kalau NEX hanya sekali transit di stasiun Tokyo dan berganti kereta JR Rapid ke Bakurocho. Melihat koper dan tas tentengan yang lumayan bikin ribet akhirnya saya beli tiket NEX roundtrip seharga 4000 yen/orang karena lebih murah daripada beli tiket oneway seharga 2300 yen. Celakanya saya lupa kalau saya nanti pulangnya dari Chiba jadinya saya rugi 1700 yen hahahah... Kereta NEX memang nyaman dan lega, koper kami berdua masih bisa nyelip di depan kaki. 

Tiba di stasiun Tokyo saya bingung gimana mau lanjut ke Bakurocho, penyakit kedernya kumat hahahaa... Saya lupa kalau seharusnya tadi saya beli tiket terusan ke Bakurocho jadi nggak bingung transfer kereta. Akhirnya saya menuju pintu keluar untuk kereta NEX, lalu bingung karena nggak nemu mesin tiket kereta atau loket hahahah...Akhirnya nanya ke petugas polisi dalam stasiun Tokyo, dan diantar ke loket JR (baik sekali pak polisinya hehehe).

Saya bertanya ke petugas loket gimana cara ke Bakurocho. Dia bilang silakan beli tiket JR di mesin tiket di samping loket. Jiaaah tambah bingung saya... Gimana caranya pakai mesin yang isinya huruf kanji semua itu?? Secara saya nggak lulus ujian kanji hahahha... Saya balik lagi ke loket kasih tau kalau saya nggak tahu cara pakai mesin itu, si petugas masih ngotot nyuruh saya pakai itu mesin, katanya ikuti saja petunjuknya. Ajegile, mungkin si petugas pikir karena saya ngobrol sama dia pakai bahasa Jepang, jadi saya bisa baca kanjinya hahahaa... Akhirnya saya ngintip aja orang Jepang yang sedang beli tiket. Yes! saya tahu juga caranya hahaha... Saya tidak perhatikan ternyata di pojok kanan atas ada menu bahasa Inggrisnya hahaha...
Peta jalur dan harga tiket kereta

Jadi untuk jalur dalam kota, kita bisa membeli tiket di mesin tiket. Sedangkan untuk jalur luar kota atau untuk kereta Shinkansen, belilah di konter tiket. sebelum menggunakan mesin tiket, lihatlah dulu keatas mesin tiket ada papan besar yang berisi peta jalur yang telah tertera harga tiket dan nama stasiun kereta dari masing-masing stasiun tujuan yang anda tuju, misalnya dari stasiun Tokyo ke Bakurocho harga yang tertera adalah 140 yen dan jalur yang digunakan adalah JR sobu line rapid.

Setelah membeli tiket, kami menuju pintu masuk sesuai jurusan/ line di tiket. saya mencari gate untuk JR sobu/Chuo line, masukkan tiket ke mesin di pintu masuk, tiket akan keluar di ujung mesin, ambil tiket dan masuklah, simpan tiket untuk mesin tiket di pintu keluar nanti. Saya mengikuti petunjuk yang ada platform jurusan tempat tujuan saya. Kadang kita harus turun ke bawah atau naik ke lantai atas sesuai petunjuk jurusan yang anda tuju. Lihat nomor track kereta anda, misalnya di nomor 3 maka berdirilah di jalur nomor 3, ada tulisan keterangan jurusan/ line di setiap jalur. Kereta rapid biasanya bebas naik di gerbong mana saja, jadi antrilah di garis yang telah disediakan. Selalu berdiri di belakang garis kuning demi keselamatan anda. Saya selalu bertanya kembali kepada orang yang di sekitar saya mengenai jalur/track yang benar menurut tiket saya, dan mereka selalu dengan senang hati menjelaskan.

Ketika kereta datang, tunggulah hingga semua penumpang yang turun selesai turun barulah anda boleh naik. Sopan santun di kereta wajib dijaga. Matikan suara telepon genggam anda dan jangan mengobrol di dalam kereta karena akan menggangu ketenangan orang lain. Di Tokyo kereta sangat hening, kalau pun ada yang berbicara biasanya hanya bisik-bisik. Perhatikan pengumuman stasiun tujuan yang biasa diumumkan dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Saking seringnya saya fokus dengan pengumuman hingga saya hafal pengumuman dalam bahasa Jepangnya hahahaa... Atau bisa dibaca di monitor di atas pintu kereta. Bersiaplah di depan pintu sesaat sebelum kereta tiba di stasiun tujuan. Dan turunlah ketika sampai di tujuan. Cari petunjuk pintu keluar jalur anda, jangan sampai salah keluar dari jalur seperti yang saya alami, akhirnya tiket saya keluar lagi hahaha.. Ketika keluar di pintu keluar masukkan tiket anda, tiket tidak akan keluar lagi dan pintu akan terbuka. Di stasiun ada beberapa pintu keluar dari gedung stasiun, carilah pintu terdekat ke tempat tujuan anda. Saya mencari pintu keluar C6 yang paling dekat dengan hostel saya. 
Planetyze Hostel Tokyo
Cuaca di tokyo saat saya tiba adalah 9°C, dan saya hanya pakai baju 2 lapis ditambah jaket. Anak saya juga hanya mengenakan baju dua lapis (kutang dan kaos) ditambah rompi rajut dan jaket fleece, sepertinya dia nggak menunjukkan tanda-tanda kedinginan hehe. Ketika keluar dari stasiun Bakurocho tempat hotel saya berada, angin malam berhembus kencang dan anginnya sangat sangat dingin. Memang benar yang dibilang suami saya bahwa sebenarnya yang dingin adalah anginnya. Kami bertiga kedinginan karena nggak bawa sarung tangan dan syal hahaha... akhirnya mampir di seven eleven beli roti, ayam krispi dan teh hangat karena perut sudah lapar. Teh di Jepang itu seperti iklan, nggak ada manis-manisnya gituh ahahaha... nyesel belinya karena tidak bisa saya minum hahaha...

Tiba dihostel Planetyze sudah jam 9 malam, langsung check-in dan resepsionisnya ramah banget. Kamarnya bersih dan toiletnya walaupun buat rame-rame tapi bersih dan ada bidet-nya. Ada Coin laundry di beberapa lantai, 200 yen untuk sekali mencuci dan 100 yen untuk 20menit pengering. Cara penggunaan coin laundry juga nggak ribet, tinggal masukkan pakaian dan deterjen, tutup dan masukkan koin 200 yen di tempat koin dan mesin langsung jalan. kalau mau mengunci penutup mesinnya tinggal tekan tombol yang ada di mesin saya lupa yang sebelah mana hahha.. Dryer juga begitu, masukkan baju, tutup dryernya, lalu masukkan koin 100, 200 atau 300 yen sesuai keinginan anda dan mesin akan langsung jalan. Gampang kan? Saya sih biasanya kalau pakai dryer menghabiskan 400 yen karena pakaian saya banyak hehehe...
Mesin Coin Laundry dan Dryer di Planetyze Hostel
Tersedia air minum dan air hangat gratis di lobby hostel. Lumayan karena harga air mineral di vending machine adalah 110 yen. Malam pertama di tokyo kami habiskan dengan istirahat full. Persiapan jalan-jalan besok pagi dengan Fujisaki san di Asakusa.

Saturday, April 22, 2017

Persiapan Liburan Hanami ke Jepang

Bagai mimpi, akhirnya bisa mewujudkan impian menuju negeri sakura. Dan memenuhi janji pada teman-teman di Jepang. Paspor, visa dan tiket sudah di tangan, saatnya lengkapi itinerary dan buat persiapan. Jadwal keberangkatan adalah tanggal 7-18 April 2017. Dan karena tiket promo dari JAL dapatnya hanya via Tokyo roundtrip, jadi rute saya di mulai dari Tokyo dan berakhir di Chiba. Koq di chiba? Yaiyalah... kan salah satu teman saya ada di sana heheehee...
Indahnya sakura di Matsusaka-Jo
Rencana itinerary hari pertama istirahat di hotel saja. Hari kedua saya mulai dari Asakusa, Ueno koen, Tokyo sky tree, Harajuku dan Shibuya. Hari ketiga Otemachi, Korakuen, Tokyo tower dan Odaiba. Hari keempat Fuji yama dan shinjuku. Hari kelima Toyohashi dan Okazaki. Hari keenam Nagoya dan Matsusaka. Hari ketujuh Nara. Hari kedelapan Utsubo koen. Hari kesembilan Osaka-Jo, Zoheikyou, dan Umeda Sky Building. Hari kesepuluh Sumiyoshi Taisha, Osaka Kaiyukan, Shinsaibashi dan Dotonburi. Hari kesebelas Chiba dan hari keduabelas pulang ke Indonesia. Tapi tidak semua rencana dapat terlaksana karena hari hujan dan masalah pencernaan anak saya, nanti saya jelaskan secara detail disetiap artikel.

Sekarang adalah persiapan lain yaitu pakaian. Cuaca di Tokyo masih cukup dingin bagi orang Indonesia yang biasa berada dibawah teriknya matahari. Jadi sehari sebelum berangkat ke Jepang saya dan ponakan sudah berangkat ke Jakarta dengan  penerbangan Pagi agar bisa shopping sejenak di Mangga Dua dan Arta Gading. 

Saya punya beberapa sweater dan jaket hingga hanya perlu cari jacket atau coat satu lagi saja, dan saya jumpai di Matahari Arta Gading Mall. Sisanya beli sweater dan celana anak saya di Mangga dua. Bawa juga syal dan sarung tangan karena cuaca di Tokyo pada awal April masih cukup dingin. Saya lupa bawa kedua benda ini dan akhirnya saya harus kedinginan di Kawaguchiko. Oh iya bagi yang bawa balita jangan lupa bawa susu formula yang cukup selama di jepang, karena saya tidak menjumpai susu formula di Jepang (mungkin memang tidak ada). Diapers secukupnya saja karena diapers ada di jual di seven eleven dan drug store (walau tidak semua sevel dan drugstore menyediakan). Kalau di sevel tersedia diapers isi 5 sedangkan di drugstore atau supermarket yang saya jumpai hanya tersedia kemasan besar isi 28 - 40 an saja. Bawa juga obat pencernaan dan obat yang diperlukan. Saya bawa antangin dan multivitamin. 

Persiapan berikutnya adalah uang tunai. Uang tunai di Jepang tersedia dalam bentuk uang logam dan uang kertas. Uang logam tersedia dalam pecahan 1 yen, 5 yen, 10 yen, 50 yen, 100 yen dan 500 yen. Sedangkan uang kertas tersedia dalam pecahan 1000 yen, 2000 yen, 5000 yen, dan 10000 yen. Saya diberi uang logam pecahan 1 - 500 yen dan uang kertas 1000 oleh suami jadi sedikit terbantu selama di Jepang. Selebihnya saya menukarkan uang Rupiah saya ke pecahan 10000 yen di Sahabat Valas di ITC Mangga Dua, Jakarta. 

Saya bawa uang secukupnya untuk bayar hotel dan kebutuhan selama beberapa hari di Tokyo, sisanya saya ambil di ATM seven Bank yang terdapat di hampir semua Seven Eleven menggunakan kartu BNI Debit saya berlogo Mastercard. Jangan Khawatir karena ATM Seven Bank dapat menerima kartu berlogo Visa, Plus, Mastercard, Maestro, Cirrus, Union Pay, American Express, JCB, Discover, dan Diners Club International. Salutnya lagi tersedia bahasa Indonesia hahah.. keren. Cara menggunakan ATM Seven Bank bisa dilihat di link berikut: http://www.sevenbank.co.jp/intlcard/service2.html. Selain Seven Bank, anda juga bisa menggunakan ATM Japan Post Bank. Bawa juga kartu kredit jika punya.

Persiapan yang tidak kalah penting bagi penggemar makanan pedas adalah saus sambal. Kenapa? karena di Jepang tidak ada saus sambal, kalau ada pun rasanya tidak pedas dan lebih cenderung  manis. Hanya ada saus tomat dan bubuk cabe kering. INGAT! JANGAN BAWA SAUS SAMBAL KE KABIN PESAWAT! Kenapa??? ya karena nanti akan ditahan petugas. Ponakan saya kemarin sampai manyun selama di pesawat karena botol sambal dan gel vitamin rambutnya ditahan petugas hahahha... Bawa juga abon kalau ingin hemat atau khawatir dengan makanan halal di Jepang. Di kombini (convenience store) seperti Seven Eleven, Family Mart dan Lawson ada onigiri alias nasi kepal. Isinya bisa macam-macam, ada ikan tuna, ayam, jamur dll. Ada juga yang hanya nasi saja. Biasanya saya akan bertanya kepada penjaga toko untuk memastikan isi onigiri tidak mengandung babi. Dengan bahasa Jepang seadanya saya bilang: "kore wa buta haitemasuka? yang artinya kira-kira "dalam makanan ini ada daging babi?". Kalau dia jawab "haitenai" artinya aman bisa dimakan...
Onigiri yang saya beli seharga 99 yen sudah termasuk pajak di supermarket.
Bawalah payung jika tidak keberatan karena di musim semi masih sering hujan. Saya kemarin harus beli payung di Ameyayokocho Ueno seharga 350 yen karena kehujanan. Harga payung bervariasi tergantung jenis dan modelnya, ada yang 350 yen, 500 yen bahkan 1000 yen. Belilah payung yang agak kuat menahan angin karena angin di jepang kadang sangat kencang. 

Sekian tips berlibur ke Jepang dari saya semoga bermanfaat...Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan tinggalkan komentar. :)