Translate

Wednesday, April 26, 2017

Liburan Jepang: Menikmati Rintik Hujan di Asakusa, Sumida River, Ueno Koen, serta Uniknya Harajuku

Setelah istirahat full di hari Pertama, kami pun memulai petualangan di Jepang pada hari kedua yaitu sabtu 8 April 2017. Malam sebelumnya saya sudah janjian dengan salah satu mantan Manager saya di perusahaan dulu yaitu Fujisaki san mengenai jadwal tempat yang akan saya kunjungi agar disesuaikan dengan waktunya. Dan kami pun berjanji untuk bertemu di Asakusa Kaminarimon Gate.

Keluar dari hostel menuju stasiun Higashi Nihombashi. Lho? kok bukan Bakurocho??? yup begitulah pemirsah, Bakurocho tidak terhubung ke Asakusa tapi jalurnya ke Ryogoku. Jadi saya ke Higashi Nihombashi yang langsung menuju stasiun Asakusa. Di luar hostel hujan gerimis menanti kami, tapi tidak basah kuyup kok, hanya gerimis. Jalan ke Higashi Nihombashi lumayan juga, hampir nyasar karena ketemu perenaman bukan perempatan atau simpang lima lagi tapi simpang enam ahahah.. Untunglah ada bapak-bapak gaul yang nunjukin jalan hehehe...
Foto ditengah gerimis sebelum menuju ke Stasiun Higashi Nihombashi

Di stasiun Higashi Nihombashi, kekatroan saya kumat lagi, kenapa? karena salah mencet jumlah orang di mesin tiket jadinya saya beli 2 tiket dewasa dan 1 tiket anak. ya sudah lah... Tiba di stasiun Asakusa saya bingung lagi karena nggak bisa wifi-an buka maps mo ke kaminarimon.. akhirnya ketemu papan informasi dan yup ikuti aja petunjuknya, kelihatan deh Kaminarimon Gate yang very very famous itu... sugoi! Di pintu masuk menuju kuil Senso-ji itu, sudah ramai dipadati wisatawan, saya dan Fujisaki san janjian disitu. Karena saya sampai 30 menit lebih awal, meranalah saya menunggu selama 30 menit hahaha... Daripada bengong mending kami selfie saja disitu bersama para wisatawan lain.

Asakusa
Selfie di Kaminarimon Gate
Orang yang ditunggu akhirnya muncul juga, Fujisaki san masih belum banyak berubah, masih seperti 12 tahun yang lalu. Setelah bersalaman kami ngobrol sejenak di Kaminarimon Gate, lalu melangkah masuk menyusuri Nakamise dori. Banyak penjual souvenir yang cantik-cantik tapi harganya juga cantik hehehe. Saya menyempatkan masuk ke salah satu toko untuk membeli kaos kaki lucu, gunting berkarakter wanita Jepang dan sarung tangan anak saya. Mendekati Hozomon Gate, berjejer pohon sakura yang sangat indah. Ada beberapa wisatawan china yang pakai kimono, lucu lihatnya.
Asakusa
Deretan pohon sakura di Kuil Senso-ji
Wisatawan China yang memakai kimono :)
Kemudian kami tiba di Hozomon Gate, karena belum sarapan kami ditraktir chicken karaage oleh Fujisaki san. Bentuknya seperti ayam krispi tapi bumbunya enak banget. Puas banget makannya, walaupun sambil berdiri karena memang nggak disediaiin tempat. Hanya disediain tempat sampah sisa makanan dan kemasan saja heheehee. Sayang sekali saya lupa foto ayam karaagenya, mungkin karena saking fokus menikmati kelezatannya. Tapi ada koq produk lokalnya di Indonesia, cari aja di swalayan.

Asakusa
Hozomon Gate Senso-ji, Asakusa

Asakusa
Foto bareng Fujisaki san
Saya nggak masuk ke dalam kuil Senso-ji karena ada banyak orang yang beribadah dan ada banyak wisatawan juga di dalam. Saya hanya memperhatikan halaman kuil ada satu tempat bernama Mikuji yang dipadati wisatawan, setelah bertanya pada Fujisaki san ternyata itu tempat ramalan nasib hehehe pantas saja. Diseberangnya ada tempat membeli Omamori (jimat).
Mikuji
Asakusa
Tempat membeli Omamori
Setelah puas melihat-lihat, kami pun meninggalkan kuil Senso-ji menuju Sekai Cafe untuk makan siang. Salah satu tempat makan Halal di Asakusa adalah Sekai Cafe. Namun sayang karena kurang info, saat tiba di Sekai Cafe, hanya tersedia Pizza halal hahaha. Saya bertanya ke pelayan cafe yang berjilbab dan wajahnya seperti orang Indonesia menggunakan bahasa Jepang, karena penasaran saya tanya juga apakah dia bisa bahasa Indonesia dan ternyata memang orang Indonesia hahhaha.. Akhirnya kami makan Pizza aja dan minum jus.

Setelah puas bersantai di Sekai Cafe, kami melanjutkan perjalanan ke Tokyo Sky Tree, menara tertinggi di Jepang. Sayangnya Sky Tree tertutup kabut jadi hanya kelihatan setengah, akhirnya kami hanya foto-foto dan menikmati sakura di Sumida river saja.
Sumida river
Tokyo Sky Tree yang tertutup kabut di belakang gedung Asahi Flame

Sumida river
Shinji chan dan Hyuga kun sedang asik sendiri
Kakak Shinji sibuk foto-foto

Ibu dan Hyuga kun juga pengen selfie di bawah pohon sakura di Sumida River
Melihat deretan pohon sakura di tepi sungai Sumida, kami pun kalap untuk foto-foto hahhaha... Mimpi saya untuk melihat sakura secara dekat pun menjadi nyata... Karena gerimisnya semakin lama semakin deras, maka setelah puas foto-foto, kami pun kembali ke stasiun asakusa untuk menuju taman Ueno (Ueno koen). Kali ini beli tiketnya dibantu Fujisaki san jadi nggak salah lagi hehehe...

Tiba di Ueno koen wisatawan tambah padat, jalan menuju taman saja harus berdesak-desakan. Di dalam taman sudah jangan ditanya lagi situasinya, semua tempat full booked! Ternyata karena ini hari libur, jadi banyak warga Jepang yang sedang hanami di taman Ueno. Akhirnya kami hanya jalan-jalan berkeliling taman, lalu menuju tempat belanja di Ameyayoko-cho.
Ueno Taito
Padatnya taman Ueno karena Hanami
Walaupun hujan gerimis, Hyuga kun tetap semangat keliling taman
Ueno
Ameyayoko-cho
Menyusuri lorong kaki lima di Ameyayoko-cho hujan semakin deras, akhirnya saya memutuskan untuk membeli payung seharga 350 yen. Di sini saya juga sempat membeli es krim seharga 120 yen untuk ukuran kecil. Hujan-hujan makan es krim? yah begitulah kalau bawa anak hehehe... Kami hanya berkeliling disini, tidak ada niat untuk belanja karena yang saya temui justru banyak toko pakaian untuk cowok heheh...

Lelah jalan-jalan, Fujisaki san mengajak kami bersantai di Lotteria dekat stasiun Ueno. Full booked juga rupanya disini, tapi setelah menunggu sebentar, kami dapat tempat duduk juga akhirnya... Si Hyuga sudah tertidur karena capek. HP saya sudah menunjukkan signal kritis, akhirnya saya tanya ke Fujisaki san dimana tempat beli adaptor untuk charger HP saya karena saya lupa beli di Jakarta. Di Jepang colokannya pipih tidak seperti Indonesia. Akhirnya saya dikasih charger pipih oleh Fujisaki san... Tasukarimashita!!! Senangnya hatiku... Karena sudah sore, Fujisaki san tidak bisa menemani kami ke Harajuku. Kami pun berpisah di stasiun Ueno. Beliau kembali ke Fukushima dan kami lanjut ke Harajuku, tempat impian kakak Shinji hahaha...

Harajuku
Takeshita dori
Harajuku
Padatnya Takeshita dori
Keluar dari stasiun Harajuku, langsung nampak Takeshita dori di seberang. Alamak padatnya... Setelah menyebrang dan mulai masuk ke Takeshita dori rasanya tambah semangat. Walau berdesak-desakan tetap saja kami senang...Karena HP saya sudah lowbet akhirnya saya nggak bisa foto-foto lagi hahaha... Nebeng HP kakak Shinji saja. Karena niatnya pengen belanja disni akhirnya saya beli kaos dengan gambar kucing seharga 1500 yen dan kaos kaki panjang seharga 500 yen untuk kakak Shinji. Hyuga kun dapat mainan ice krim seharga 400 yen. Si Kakak sempet-sempetnya foto bareng si penjaga toko yang nyentrik abis hahaha...
Si Penjaga toko nyentrik :)
Jalan sampai ke ujung Takeshita dori, kami lalu berbelok ke Meiji dori melewati Forever 21 store dan H&M. Diseberangnya saya melihat ada Line Friends store, pengen kesitu tapi malas jalan lagi. Bener-bener capek. Kami hanya nongkrong di tepi jalan bersama para wisatawan lainnya. Si kakak gemes sama anjing milik wanita Jepang yang kebetulan lewat, sampai pake selfie segala. Akhirnya karena lapar kami balik ke stasiun, mampir di Yoshinoya disebelah pintu masuk Takeshita dori tadi. Di depan Yoshinoya saya dan si kakak agak ragu, tapi karena bingung HP dah lowbet dan saya dengar banyak orang Indonesia yang makan di sini akhirnya saya meyakinkan si kakak untuk makan di Yoshinoya saja.

Tiba di lantai atas (saya lupa lantai 2 atau 3) sudah saya duga ada orang Indonesia ahahah... Pada pelayan restonya saya bertanya menu yang nggak pakai babi. Saya bilang bahwa kami tidak bisa makan babi, jadi adakah menu lain selain babi. Lalu dengan sigap si pelayan restoran menyodorkan menu berbahasa Inggris (sebelumnya saya ambil menu berbahasa Jepang, gubrakkk!). Jadilah kami pesan beef bowl, menu favorit orang Indonesia saat makan di Yoshinoya hahahaa... Rasanya... hmmm lumayan lah. Saat sedang asik makan, datanglah rombongan turis Indonesia, lalu duduk disebelah meja kami. Mereka lagi bingung karena menunya dalam bahasa Jepang. Si Ibu yang sedang ngotot bilang dulu dia pernah makan menu babi di Yoshinoya tapi dia nggak ingat gambar yang mana. Lalu tanpa basa basi, saya memberi menu berbahasa Inggris kepada meraka. Saya bilang "Maaf bu, ini ada menu bahasa Inggrisnya" :). Si Bapak dengan senyum ramah mengambil menunya dan bilang terima kasih. Selesai makan kami segera pulang (tak lupa bayar di kasir tentunya heheh). Saat turun, kami berpapasan lagi dengan sekelompok cewek Indonesia berjilbab yang mau makan di Yoshinoya. Tuh kan memang Yoshinoya tempat favorit orang Indonesia di Jepang hahaha...

Di depan stasiun Harajuku, saya termenung memandangi papan jalur kereta, bukan karena papannya nyentrik seperti toko-toko di Takeshita dori, tapi karena tulisannya nggak ada bahasa Inggris hiks :'( sedih hati saya pemirsah... Mana HP saya lowbet, HP kaka Shinji juga nggak nemu signal wifi... akhirnya pake insting... Karena dah hafal letak stasiun saya dari stasiun Tokyo akhirnya saya beli tiket sesuai harga yang tertera di situ saja hehhehe... Toh kalau pun kurang kan ada mesin adjusment fare. Dan pulanglah kami dengan selamat naik JR Yamanote line for Tokyo lalu transfer ke JR Sobu line ke Bakurocho.

Demikianlah petualangan kami hari ini, walaupun rencana awal pengen ke Shibuya dan Odaiba, apa daya pemirsah kaki kami sudah nggak mampu lagi melanjutkan petualangan... Semoga petualangan hari ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saatnya rehat untuk petualangan hari ketiga...

Jangan lupa ya selipkan pertanyaan atau komentarnya.... (^-^)v

No comments:

Post a Comment