Pertama kali ke luar negeri membuat saya sedikit gugup dan khawatir. Karena takut telat tiba di bandara, saya ke bandara 3jam
sebelum jadwal keberangkatan hahaha dan alhasil counter check-in belum dibuka.
Sebelum check-in, bagasi kita akan dicek oleh petugas dengan alat khusus yang ditusuk ke dalam koper atau tas. Dan alhamdulillah bagasi saya semuanya aman. Proses pemeriksaan di Immigrasi juga berjalan lancar dan tanpa antrian panjang, mungkin karena penerbangan dini hari tidak sepadat siang hari. Petugasnya juga tidak banyak bertanya. Siapkan saja Paspor dan boarding pass saat mengantri di loket Immigrasi.
Penerbangan dengan maskapai JAL (Japan Airlines) juga lancar,
hanya si kecil yang agak rewel saat akan landing. Bawalah cemilan yang membuat si kecil bisa mengunyah saat take off maupun landing agar telinganya tidak sakit. Sebagai penumpang muslim, saya tidak lupa memesan Halal Meal dan Child Meal untuk anak saya. Anak saya mendapatkan child meal yang cukup komplit.
Halal Meal |
Child Meal dari JAL |
Tiba di bandara Narita, tempat pertama yang saya cari adalah toilet hahha.. Toilet di bandara Narita sangat bersih, dan ada banyak tombol-tombol. Ada tombol bidet buat cewek dan itu yang saya cari heheh karena di pesawat tidak ada. Setelah itu kami berjalan menuju Immigrasi untuk pengecekan paspor dan visa. Sebelumnya di pesawat telah dibagikan kartu Custom Declaration dan Disembarkation Card for Foreigner oleh pramugari. Nah kedua kartu tersebut diisi sesuai data dan tujuan anda. Tiba di loket Immigrasi Jepang antrian sudah sangat panjang, sehingga saya dan penumpang lainnya diarahkan ke loket Immigrasi lainnya di bagian Immigrasi khusus warga Jepang. Di loket Immigrasi, sidik jari dan mata kami dipindai oleh petugas lalu paspor kami distempel dan kami pun bisa turun satu lantai untuk mengambil bagasi. Setelah mengambil bagasi kami menuju bagian Custom dan menyerahkan kartu Custom Declaration tadi. Bagasi saya sudah tidak dicek lagi. Petugas hanya memeriksa kartu Custom Declaration tadi dan memperbolehkan kami keluar.
Di dekat pintu keluar terdapat Tourist Information Center dan loket pembelian tiket kereta JR dan Keisei. Saya sedikit bingung harus naik apa dari bandara ke hostel di Bakurocho, padahal sebelumnya sudah lihat di Hyperdia kalau bisa naik NEX (Narita Express) milik JR atau pun kereta Keisei Line. Loket NEX dan Keisei berdampingan, saya jadi tambah galau mau beli yang mana. Keisei main line lebih murah tapi harus transit beberapa kali. Kalau NEX hanya sekali transit di stasiun Tokyo dan berganti kereta JR Rapid ke Bakurocho. Melihat koper dan tas tentengan yang lumayan bikin ribet akhirnya saya beli tiket NEX roundtrip seharga 4000 yen/orang karena lebih murah daripada beli tiket oneway seharga 2300 yen. Celakanya saya lupa kalau saya nanti pulangnya dari Chiba jadinya saya rugi 1700 yen hahahah... Kereta NEX memang nyaman dan lega, koper kami berdua masih bisa nyelip di depan kaki.
Tiba di stasiun Tokyo saya bingung gimana mau lanjut ke Bakurocho, penyakit kedernya kumat hahahaa... Saya lupa kalau seharusnya tadi saya beli tiket terusan ke Bakurocho jadi nggak bingung transfer kereta. Akhirnya saya menuju pintu keluar untuk kereta NEX, lalu bingung karena nggak nemu mesin tiket kereta atau loket hahahah...Akhirnya nanya ke petugas polisi dalam stasiun Tokyo, dan diantar ke loket JR (baik sekali pak polisinya hehehe).
Saya bertanya ke petugas loket gimana cara ke Bakurocho. Dia bilang silakan beli tiket JR di mesin tiket di samping loket. Jiaaah tambah bingung saya... Gimana caranya pakai mesin yang isinya huruf kanji semua itu?? Secara saya nggak lulus ujian kanji hahahha... Saya balik lagi ke loket kasih tau kalau saya nggak tahu cara pakai mesin itu, si petugas masih ngotot nyuruh saya pakai itu mesin, katanya ikuti saja petunjuknya. Ajegile, mungkin si petugas pikir karena saya ngobrol sama dia pakai bahasa Jepang, jadi saya bisa baca kanjinya hahahaa... Akhirnya saya ngintip aja orang Jepang yang sedang beli tiket. Yes! saya tahu juga caranya hahaha... Saya tidak perhatikan ternyata di pojok kanan atas ada menu bahasa Inggrisnya hahaha...
Saya bertanya ke petugas loket gimana cara ke Bakurocho. Dia bilang silakan beli tiket JR di mesin tiket di samping loket. Jiaaah tambah bingung saya... Gimana caranya pakai mesin yang isinya huruf kanji semua itu?? Secara saya nggak lulus ujian kanji hahahha... Saya balik lagi ke loket kasih tau kalau saya nggak tahu cara pakai mesin itu, si petugas masih ngotot nyuruh saya pakai itu mesin, katanya ikuti saja petunjuknya. Ajegile, mungkin si petugas pikir karena saya ngobrol sama dia pakai bahasa Jepang, jadi saya bisa baca kanjinya hahahaa... Akhirnya saya ngintip aja orang Jepang yang sedang beli tiket. Yes! saya tahu juga caranya hahaha... Saya tidak perhatikan ternyata di pojok kanan atas ada menu bahasa Inggrisnya hahaha...
Peta jalur dan harga tiket kereta |
Jadi untuk jalur dalam kota, kita bisa membeli tiket di mesin tiket. Sedangkan untuk jalur luar kota atau untuk kereta Shinkansen, belilah di konter tiket. sebelum menggunakan mesin tiket, lihatlah dulu keatas mesin tiket ada papan besar yang berisi peta jalur
yang telah tertera harga tiket dan nama stasiun kereta dari
masing-masing stasiun tujuan yang anda tuju, misalnya dari stasiun Tokyo
ke Bakurocho harga yang tertera adalah 140 yen dan jalur yang digunakan
adalah JR sobu line rapid.
Setelah membeli tiket, kami menuju pintu masuk sesuai jurusan/ line di tiket. saya mencari gate untuk JR sobu/Chuo line, masukkan tiket ke mesin di pintu masuk, tiket akan keluar di ujung mesin, ambil tiket dan masuklah, simpan tiket untuk mesin tiket di pintu keluar nanti. Saya mengikuti petunjuk yang ada platform jurusan tempat tujuan saya. Kadang kita harus turun ke bawah atau naik ke lantai atas sesuai petunjuk jurusan yang anda tuju. Lihat nomor track kereta anda, misalnya di nomor 3 maka berdirilah di jalur nomor 3, ada tulisan keterangan jurusan/ line di setiap jalur. Kereta rapid biasanya bebas naik di gerbong mana saja, jadi antrilah di garis yang telah disediakan. Selalu berdiri di belakang garis kuning demi keselamatan anda. Saya selalu bertanya kembali kepada orang yang di sekitar saya mengenai jalur/track yang benar menurut tiket saya, dan mereka selalu dengan senang hati menjelaskan.
Ketika kereta datang, tunggulah hingga semua penumpang yang turun selesai turun barulah anda boleh naik. Sopan santun di kereta wajib dijaga. Matikan suara telepon genggam anda dan jangan mengobrol di dalam kereta karena akan menggangu ketenangan orang lain. Di Tokyo kereta sangat hening, kalau pun ada yang berbicara biasanya hanya bisik-bisik. Perhatikan pengumuman stasiun tujuan yang biasa diumumkan dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Saking seringnya saya fokus dengan pengumuman hingga saya hafal pengumuman dalam bahasa Jepangnya hahahaa... Atau bisa dibaca di monitor di atas pintu kereta. Bersiaplah di depan pintu sesaat sebelum kereta tiba di stasiun tujuan. Dan turunlah ketika sampai di tujuan. Cari petunjuk pintu keluar jalur anda, jangan sampai salah keluar dari jalur seperti yang saya alami, akhirnya tiket saya keluar lagi hahaha.. Ketika keluar di pintu keluar masukkan tiket anda, tiket tidak akan keluar lagi dan pintu akan terbuka. Di stasiun ada beberapa pintu keluar dari gedung stasiun, carilah pintu terdekat ke tempat tujuan anda. Saya mencari pintu keluar C6 yang paling dekat dengan hostel saya.
Planetyze Hostel Tokyo |
Cuaca
di tokyo saat saya tiba adalah 9°C, dan saya hanya pakai baju 2 lapis
ditambah jaket. Anak saya juga hanya
mengenakan baju dua lapis (kutang dan kaos) ditambah rompi rajut dan
jaket fleece, sepertinya dia nggak menunjukkan tanda-tanda kedinginan
hehe. Ketika keluar dari stasiun
Bakurocho tempat hotel saya berada, angin malam berhembus kencang dan
anginnya sangat sangat dingin. Memang benar yang dibilang suami saya
bahwa sebenarnya yang dingin adalah anginnya. Kami bertiga kedinginan
karena nggak bawa sarung tangan dan syal hahaha... akhirnya mampir di
seven eleven beli roti, ayam krispi dan teh hangat karena perut sudah
lapar. Teh di Jepang itu seperti iklan, nggak ada manis-manisnya gituh
ahahaha... nyesel belinya karena tidak bisa saya minum hahaha...
Tiba
dihostel Planetyze sudah jam 9 malam, langsung check-in dan
resepsionisnya ramah banget. Kamarnya bersih dan toiletnya walaupun buat
rame-rame tapi bersih dan ada bidet-nya. Ada Coin laundry di beberapa
lantai, 200 yen untuk sekali mencuci dan 100 yen untuk 20menit pengering. Cara penggunaan coin laundry juga nggak ribet, tinggal masukkan pakaian dan deterjen, tutup dan masukkan koin 200 yen di tempat koin dan mesin langsung jalan. kalau mau mengunci penutup mesinnya tinggal tekan tombol yang ada di mesin saya lupa yang sebelah mana hahha.. Dryer juga begitu, masukkan baju, tutup dryernya, lalu masukkan koin 100, 200 atau 300 yen sesuai keinginan anda dan mesin akan langsung jalan. Gampang kan? Saya sih biasanya kalau pakai dryer menghabiskan 400 yen karena pakaian saya banyak hehehe...
Mesin Coin Laundry dan Dryer di Planetyze Hostel |
Tersedia air minum dan air hangat gratis di lobby hostel. Lumayan karena
harga air mineral di vending machine adalah 110 yen. Malam pertama di tokyo kami habiskan dengan istirahat full. Persiapan jalan-jalan besok pagi dengan Fujisaki san di Asakusa.
No comments:
Post a Comment