Hari ini saya janjian dengan teman Facebook saya Taro san jam 10 pagi di lobby hotel. Pukul 10:04 am saya menanyakan kepada Taro san apakah beliau sudah tiba dan jawabnya sudah tiba dari 20 menit yang lalu hahaha. Saya panik langsung buru-buru turun ke lobby. Ternyata beliau sedang duduk merokok di ruangan merokok, ooowaalah😁. Saya baru pertama kali bertemu langsung dengan beliau dan memang sama persis seperti di foto FB hahaha. Karena hari itu kami sudah harus check out dari hotel, jadi saya ingin check out lebih awal dan menitipkan koper di hotel. Tapi Taro san bilang kopernya simpan di bagasi mobilnya saja, jadi beliau nanti langsung mengantar kami ke terminal bus Willer. Saya memang akan naik bus malam Willer Express ke Chiba nanti malam.
Kami pun berangkat menuju
Sumiyoshi Taisha, sebuah kuil Shinto yang sangat terkenal di Osaka. Sepanjang perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Lalu Taro memperlihatkan kawasan para Yakuza yang baru kami lewati, serem ah kalau dengar Yakuza. Akhirnya kami pun tiba di Sumiyoshi Taisha. Dari tempat parkir kami berjalan ke arah utara menuju jembatan lengkung merah
Soribashi atau yang juga dikenal dengan nama
Taiko Bashi karena menjadi spot foto favorit para wisatawan. Kami pun tak ingin ketinggalan berfoto disini.
|
Ada sekitar 600 lentera batu seperti ini dikawasan Kuil Agung Sumiyoshi |
|
Selfie di depan Soribashi |
|
Jembatan lengkung Soribashi |
Setelah menyebrangi Soribashi, kami berfoto di depan gerbang masuk Sumiyoshi Taisha. Memasuki kawasan kuil, pengunjung sangat ramai. Si kakak tertarik dengan tempat meramal nasib. Akhirnya dia mengambil satu dan membacanya. Karena tidak bisa baca kanji akhirnya Taro san yang mengartikan hahaha. Isi ramalan intinya pada hari itu si kakak tidak begitu baik jadi harus membunyikan bel hahaha. Setelah itu kertas ramalan di ikat disebuah dinding yang telah disediakan.
|
Gerbang bagian dalam Sumiyoshi Taisha |
|
Tempat Omikuji |
|
Kakak Shinji mengikat kertas ramalannya heheh |
Kami pun lanjut berkeliling di dalam kawasan kuil. Dan hei saya ketemu pasangan pengantin! Rupanya ada upacara pernikahan tradisional Jepang, saya diam-diam memotret upacara tersebut. Kapan lagi ketemu acara seperti ini hehehe. Kawasan kuil ini sangat luas, maklumlah namanya juga Kuil Agung yang juga merupakan kuil shinto utama di Osaka. Ada sekitar 6 kuil di dalam kawasan Sumiyoshi Taisha ini. Informasi tentang kuil-kuil tersebut bisa dilihat
disini.
|
Sumiyoshi Taisha |
|
Maaf saya lupa nama tempat ini |
|
Nankun Shrine |
|
Japanese Traditional Wedding Ceremony |
Setelah berkeliling, kami pun kembali ke tempat parkir. Namun sebelum pulang kami sempatkan berfoto dengan latar Soribashi. Sekaligus melihat ikan-ikan koi yang berukuran cukup besar di dalam kolam. Cuaca saat itu agak panas jadi tidak masalah melepas jaket.
|
Soribashi atau Taiko bashi |
|
Ikan koi di dalam kolam Sumiyoshi Taisha |
|
Salah satu sahabat terbaik saya dari Osaka |
Kami meninggalkan Sumiyoshi Taisha untuk makan siang di sebuah restoran Okonomiyaki bernama
Juujuu Umeeya di Shin-Naniwa Suji daerah Suminoe. Kakak Shinji masih penasaran dengan yakisoba jadi dia pesan Yakisoba. Saya pesan Okonomiyaki karena penasaran dengan rasa aslinya. Saya pernah makan sebelumnya di foodcourt Mall Artha Gading tapi rasanya kurang enak. Ternyata rasa okonomiyaki disini sangat enak sekali. Taro san juga pesan Okonomiyaki. Kakak Shinji berbagi yakisobanya dengan Alban. Karena tidak ada saus sambal si kakak menaburkan bubuk cabai yang tersedia di meja. Taro san melotot melihat si kakak menaburkan banyak sekali bubuk cabai. Saya dan si kakak tertawa melihat ekspresinya. Orang Jepang memang tidak terlalu suka makanan pedas.
|
Makan siang di Juujuu Umeeya |
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Aquarium
Kaiyukan. Aquarium ini menghadap langsung ke teluk Osaka dan berada persis disebelah
Tempozan Ferris Wheel. Tiket masuk ke Aquarium Kaiyukan bervariasi tergantung usia. Untuk usia diatas 60 tahun sebesar 2000 yen, usia 16 tahun keatas sebesar 2300 yen, 7-15 tahun sebesar 1200 yen, 4-6 tahun 600 yen, usia 3 tahun kebawah gratis. Kami membeli tiket untuk 3 orang dewasa saja karena Alban baru berusia 3 tahun.
|
Tempozan Ferris Wheel terlihat dari Aquarium Kaiyukan |
|
Loket tiket Aquarium Kaiyukan |
Aquarium ini merupakan salah satu aquarium terbesar di dunia. Terdapat
lebih dari 15 tangki besar yang mana disetiap tangki menampilkan sebuah
wilayah tertentu dari samudera Pasifik. Tangki utama yaitu "Pacific
Ocean" dengan kedalaman 9 meter dan panjang 34 meter, berisi 5400 ton
air yang merupakan tempat bagi ikan hiu dan berbagai ikan besar lainnya.
Ada juga "Japan Forest" yang menampilkan cantiknya hutan Jepang yang
disinari matahari dan merupakan habitat bagi berang-berang, salamander
raksasa, dll.
|
Kami disambut oleh sekumpulan ikan-ikan cantik |
|
Berang-berang di Japan Forest |
|
Petugas sedang memberi makan ikan-ikan di tangki utama |
Di tangki "Antartica" terdapat Adelie Penguin, Gentoo Penguin, King Penguin, dll. Cukup lama kami berkeliling menikmati isi aquarium ini. Koleksi hewan laut di Aquarium ini cukup lengkap diantaranya Ikan hiu, lumba-lumba, ubur-ubur, berang-berang, cumi-cumi, gurita, singa laut, pinguin, berbagai jenis ikan karang, kepiting, kura-kura dan masih banyak lagi.
|
Gentoo Penguin di tangki Antartica |
|
hmmm |
Selanjutnya kami menuju ke Dotonburi dan Shinsaibashi. Hari sudah agak sore ketika kami tiba di Shinsaibashi. Taro san kemudian mencari tempat parkir. Setelah parkir di salah satu tempat parkir di Nishishinsaibashi, kami pun berjalan kaki menuju Shinsaibashi melewati Apa Hotel Namba Shinsaibashi. Kami pun berkeliling Shinsaibashi, Ebisubashi-suji, lalu masuk ke
Namba Walk Shopping Mall. Kakak Shinji mampir membeli sebuah baju di Uniqlo Namba Walk yang sedang
sale. Kami mampir di
Sukiya untuk makan malam.