Translate

Wednesday, July 19, 2017

Liburan Hari Kesepuluh: Petualangan seru di Sumiyoshi Taisha, Osaka Kaiyukan, Dotonburi dan Shinsaibashi

Hari ini saya janjian dengan teman Facebook saya Taro san jam 10 pagi di lobby hotel. Pukul 10:04 am saya menanyakan kepada Taro san apakah beliau sudah tiba dan jawabnya sudah tiba dari 20 menit yang lalu hahaha. Saya panik langsung buru-buru turun ke lobby. Ternyata beliau sedang duduk merokok di ruangan merokok, ooowaalah๐Ÿ˜. Saya baru pertama kali bertemu langsung dengan beliau dan memang sama persis seperti di foto FB hahaha. Karena hari itu kami sudah harus check out dari hotel, jadi saya ingin check out lebih awal dan menitipkan koper di hotel. Tapi Taro san bilang kopernya simpan di bagasi mobilnya saja, jadi beliau nanti langsung mengantar kami ke terminal bus Willer. Saya memang akan naik bus malam Willer Express ke Chiba nanti malam. 

Kami pun berangkat menuju Sumiyoshi Taisha, sebuah kuil Shinto yang sangat terkenal di Osaka. Sepanjang perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Lalu Taro memperlihatkan kawasan para Yakuza yang baru kami lewati, serem ah kalau dengar Yakuza. Akhirnya kami pun tiba di Sumiyoshi Taisha. Dari tempat parkir kami berjalan ke arah utara menuju jembatan lengkung  merah Soribashi atau yang juga dikenal dengan nama Taiko Bashi karena menjadi spot foto favorit para wisatawan. Kami pun tak ingin ketinggalan berfoto disini. 
Ada sekitar 600 lentera batu seperti ini dikawasan Kuil Agung Sumiyoshi
Selfie di depan Soribashi
Sumiyoshi taisha soribashi
Jembatan lengkung Soribashi
Setelah menyebrangi Soribashi, kami berfoto di depan gerbang masuk Sumiyoshi Taisha. Memasuki kawasan kuil, pengunjung sangat ramai. Si kakak tertarik dengan tempat meramal nasib. Akhirnya dia mengambil satu dan membacanya. Karena tidak bisa baca kanji akhirnya Taro san yang mengartikan hahaha. Isi ramalan intinya pada hari itu si kakak tidak begitu baik jadi harus membunyikan bel hahaha. Setelah itu kertas ramalan di ikat disebuah dinding yang telah disediakan. 
Sumiyoshi Taisha enterance gate
Gerbang bagian dalam Sumiyoshi Taisha
Tempat Omikuji
Kakak Shinji mengikat kertas ramalannya heheh
Kami pun lanjut berkeliling di dalam kawasan kuil. Dan hei saya ketemu pasangan pengantin! Rupanya ada upacara pernikahan tradisional Jepang, saya diam-diam memotret upacara tersebut. Kapan lagi ketemu acara seperti ini hehehe. Kawasan kuil ini sangat luas, maklumlah namanya juga Kuil Agung yang juga merupakan kuil shinto utama di Osaka. Ada sekitar 6 kuil di dalam kawasan Sumiyoshi Taisha ini.  Informasi tentang kuil-kuil tersebut bisa dilihat disini.
Sumiyoshi Taisha
Sumiyoshi Taisha
Maaf saya lupa nama tempat ini
Sumiyoshi taisha nankun shrine
Nankun Shrine
Sumiyoshi Taisha wedding ceremony
Japanese Traditional Wedding Ceremony
Setelah berkeliling, kami pun kembali ke tempat parkir. Namun sebelum pulang kami sempatkan berfoto dengan latar Soribashi. Sekaligus melihat ikan-ikan koi yang berukuran cukup besar di dalam kolam. Cuaca saat itu agak panas jadi tidak masalah melepas jaket. 
taiko bashi
Soribashi atau Taiko bashi
Ikan koi di dalam kolam Sumiyoshi Taisha
Salah satu sahabat terbaik saya dari Osaka
Kami meninggalkan Sumiyoshi Taisha untuk makan siang di sebuah restoran Okonomiyaki bernama Juujuu Umeeya di Shin-Naniwa Suji daerah Suminoe. Kakak Shinji masih penasaran dengan yakisoba jadi dia pesan Yakisoba. Saya pesan Okonomiyaki karena penasaran dengan rasa aslinya. Saya pernah makan sebelumnya di foodcourt Mall Artha Gading tapi rasanya kurang enak. Ternyata rasa okonomiyaki disini sangat enak sekali. Taro san juga pesan Okonomiyaki. Kakak Shinji berbagi yakisobanya dengan Alban. Karena tidak ada saus sambal si kakak menaburkan bubuk cabai yang tersedia di meja. Taro san melotot melihat si kakak menaburkan banyak sekali bubuk cabai. Saya dan si kakak tertawa melihat ekspresinya. Orang Jepang memang tidak terlalu suka makanan pedas.
Makan siang di Juujuu Umeeya
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Aquarium Kaiyukan. Aquarium ini menghadap langsung ke teluk Osaka dan berada persis disebelah Tempozan Ferris Wheel. Tiket masuk ke Aquarium Kaiyukan bervariasi tergantung usia. Untuk usia diatas 60 tahun sebesar 2000 yen, usia 16 tahun keatas sebesar 2300 yen, 7-15 tahun sebesar 1200 yen, 4-6 tahun 600 yen, usia 3 tahun kebawah gratis. Kami membeli tiket untuk 3 orang dewasa saja karena Alban baru berusia 3 tahun.
Tempozan Ferris Wheel terlihat dari Aquarium Kaiyukan

Kaiyukan
Loket tiket Aquarium Kaiyukan
Aquarium ini merupakan salah satu aquarium terbesar di dunia. Terdapat lebih dari 15 tangki besar yang mana disetiap tangki menampilkan sebuah wilayah tertentu dari samudera Pasifik. Tangki utama yaitu "Pacific Ocean" dengan kedalaman 9 meter dan panjang 34 meter, berisi 5400 ton air yang merupakan tempat bagi ikan hiu dan berbagai ikan besar lainnya. Ada juga "Japan Forest" yang menampilkan cantiknya hutan Jepang yang disinari matahari dan merupakan habitat bagi berang-berang, salamander raksasa, dll.

Osaka Kaiyukan
Kami disambut oleh sekumpulan ikan-ikan cantik
Berang-berang di Japan Forest
kaiyukan
Petugas sedang memberi makan ikan-ikan di tangki utama
Di tangki "Antartica" terdapat Adelie Penguin, Gentoo Penguin, King Penguin, dll. Cukup lama kami berkeliling menikmati isi aquarium ini. Koleksi hewan laut di Aquarium ini cukup lengkap diantaranya Ikan hiu, lumba-lumba, ubur-ubur, berang-berang, cumi-cumi, gurita, singa laut, pinguin, berbagai jenis ikan karang, kepiting, kura-kura dan masih banyak lagi. 
Gentoo Penguin di tangki Antartica
Osaka Kaiyukan
Brown Jellyfish
Kaiyukan
Cumi-cumi yang berukuran besar
Kakak Shinji dan Alban menyempatkan berfoto di beberapa Photobooth yang tersedia. Kami juga sempat membeli 2 ice cream matcha seharga 760 yen di Sea Saw Drink Stand sebelum keluar dari Aquarium. Kami pun keluar dari Aquarium, Taro san dan Kakak Shinji menonton atraksi di halaman Kaiyukan. Saya dan Alban duduk di kursi sambil makan ice cream di tengah teriknya matahari Osaka, hmmm yummy!
Jadi rebutan foto sama nemo
Hasil foto diam-diam hehe

Selfie sama Hiu aahh...

hmmm
Selanjutnya kami menuju ke Dotonburi dan Shinsaibashi. Hari sudah agak sore ketika kami tiba di Shinsaibashi. Taro san kemudian mencari tempat parkir. Setelah parkir di salah satu tempat parkir di Nishishinsaibashi, kami pun berjalan kaki menuju Shinsaibashi melewati Apa Hotel Namba Shinsaibashi. Kami pun berkeliling Shinsaibashi, Ebisubashi-suji, lalu masuk ke Namba Walk Shopping Mall. Kakak Shinji mampir membeli sebuah baju di Uniqlo Namba Walk yang sedang sale. Kami mampir di Sukiya untuk makan malam.
Ebisu-Bashi-Suji
Dotonburi
Berfoto di Dotonburi sebelum pulang
Ramainya Shisaibashi-Suji
Setelah puas berkeliling hingga jam 8 malam di Dotonburi, kami pun kembali ke Shinsaibashi untuk pulang. Taro san mengantar kami ke Terminal Bus Willer Express di Umeda. Syukurlah kami tiba tepat waktu di terminal. Dan menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan. Malam ini kami menuju ke Chiba untuk bertemu Takeshi san.

Selamat tinggal Osaka, sampai jumpa lagi lain waktu.

1 comment:

  1. Sloty Casino Resort
    Find a location suitable for ์„ฑ๋‚จ ์ถœ์žฅ๋งˆ์‚ฌ์ง€ you. We provide the latest slot machines, video poker, roulette, and video ์„œ์šธํŠน๋ณ„ ์ถœ์žฅ์ƒต keno. Use our map to Casino Name: Sloty Casino ๋Œ€์ „๊ด‘์—ญ ์ถœ์žฅ์ƒต ResortLocation: San Diego, ์†์ดˆ ์ถœ์žฅ์ƒต California Rating: 2.5 · ‎19 ๊ฒฝ์ƒ๋ถ๋„ ์ถœ์žฅ์•ˆ๋งˆ reviews

    ReplyDelete