Translate

Thursday, May 18, 2017

Liburan Jepang Hari Ketiga: Shibuya

Jalan-jalan hari ketiga kami hanya ke Shibuya karena si kecil rewel dan hari itu hujan lebat disertai angin kencang. Akhirnya kami yang sudah siap-siap dari jam 9 pagi, terpaksa tetap tinggal di hostel saja. Saya pun memutuskan untuk laundry pakaian saja.

Di Planetyze Hostel terdapat coin laundry, beruntung saat itu mesin sedang menganggur jadi saya leluasa menggunakannya. Namun saya lupa beli deterjen, celingak-celinguk akhirnya nemu deterjen cair dalam bentuk pods di samping mesin cuci. Entah milik siapa, karena ada banyak saya berasumsi pasti disediakan oleh pihak hostel. Seperti yang telah saya jelaskan di artikel sebelumnya, mesin cuci koin ini tidak ribet pengoperasiannya karena sudah otomatis. Tinggal masukkan deterjen dan baju lalu masukkan koin 200 yen dan mesin pun bekerja selama 30 menit. Setelah itu saya menggunakan mesin Dryer di atasnya. Saat itulah datang dua org bule yang juga pengen laundry. Mereka mencoba membuka pintu ruang laundry yang saya sengaja kunci dari dalam :). Begitu saya buka mereka terkejut kemudian bilang sorry sorry... Saya hanya tersenyum dan menawarkan mesin cuci yang memang sudah kosong. Mereka berdua tersenyum gembira.

Setelah semua pakaian dimasukkan ke mesin si bule bingung nyari deterjen, lantas saya bilang bahwa saya menggunakan deterjen cair yang ada di samping mesin. Si cewek bule pun mengambilnya.Deterjennya harum sekali, sepertinya sudah sekaligus dengan pewangi. Si bule memasukkan koin 200 yen lalu bingung mau mencet tombol yang mana, akhirnya dia mencet tombol yang ada ikon airnya. Ternyata saat berada di Jepang, semua orang bisa kumat kekatroannya gara-gara huruf kanji dan hiragana hehhe.

Pukul 3 sore hujan sudah mulai reda, saya membangunkan si kakak yang sedang lelap tertidur. Kami bersiap menuju Shibuya. Kami naik kereta JR Sobu Line dari Stasiun Bakurocho ke Stasiun Tokyo lalu berganti ke JR Yamanote Line menuju Stasiun Shibuya. Tiba di Stasiun Shibuya ternyata ramai sekali, saya dan si kakak sibuk memperhatikan petunjuk pintu keluar Hachiko Exit. Suasana setelah keluar dari Hachiko Exit ternyata super ramai dan penuh sesak. Mata saya langsung tertuju pada Shibuya Pedestrian Cross yang terkenal itu, wow ramai sekali!
Suasana saat keluar dari Stasiun Shibuya
Saya dan si kakak jadi semangat sambil senyum-senyum kami berdua mencari si patung Hachiko, tidak sabar pengen selfie hehehe. Ternyata si Hachiko terhalang sebuah bus yang dijadikan semacam pusat informasi (maaf pemirsah saya lupa namanya heheh). Di sekeliling patung sudah banyak turis yang antri untuk berfoto, saya dan kakak Shinji terpaksa harus rela menunggu giliran.
Kakak Shinji sudah tak sabar memotret Hachiko
Si dede main serobot antrian, malah nongkrong dibawah patung hehehe
Akhirnya kesampaian juga si Kakak foto sama Hachiko
Selfie dengan sakura di depan stasiun Shibuya :)

Puas foto-foto dengan Hachiko, kami pun menyeberang ke arah Shibuya 109 lalu menyusuri jalan menuju Don Quijote Shibuya. Kenapa tidak mampir di Shibuya 109? karena perut sudah lapar sekali jadi kami menyusuri jalan mencari KFC atau McD yang menurut peta adanya di sekita situ. Yup ketemu juga akhirnya di sebuah lorong di seberang Yamada Denki LABI. Pertama kali makan di McD Jepang, pesan nasi ternyata tidak tersedia nasi, hanya ada kentang goreng, paket ayam, serta burger. Okelah kami pesan dua jenis Beef Burger, kentang goreng dan pepsi. Kami naik ke lantai dua sudah penuh kursinya, akhirnya naik lagi ke lantai tiga alhamdulillah masih ada kursi kosong. Saya menatap sekeliling tidak terlihat pelayan, lalu ada pelanggan yang telah selesai makan membawa sendiri nampannya dan membuang sisa makanan serta perlengkapan makan di tempat sampah yang sudah disediakan. Wow luar biasa tertib dan disiplinnya orang Jepang.

Selesai makan kami lanjut ke Don Quijote, toko oleh-oleh paling populer selain Daiso. Karena si kakak pengen berpencar akhirnya saya naik ke lantai atas untuk mencari oleh-oleh titipan Mr. Hubby yaitu pulpen berbentuk Shinkansen. Sibuk muter-muter, akhirnya ketemu juga tempat alat tulis. Sayang sekali, setelah bertanya kepada pelayan toko rupanya tidak ada pulpen yang dimaksud. Akhirnya beli 2 set eraser unik berbagai macam bentuk seperti pesawat, kapal dan alat-alat pemadam kebakaran. Si dede tampak girang dengan mainan barunya. Si kakak yang dari tadi muter-muter masih belum menemukan apa yang dicari. Petualangan di Don Quijote harus berakhir karena tiba-tiba si dede "pup" dan di toko itu tidak tersedia toilet.Kami pun bergegas ke sebuah Mall di seberangnya, bukan untuk belanja tapi hanya numpang ke toilet. Harga produk di mall tersebut bisa membuat saya bangkrut mendadak hahahah...

Hari semakin malam, dan kami pun berjalan kembali ke stasiun. Tapi eits, ketemu H&M saya dan si kakak pun mampir sebentar. Dan jadilah kami beli dua jaket masing-masing seharga 1999 yen. Dalam perjalanan menuju stasiun kami bertemu iring-iringan mobil cosplay Mario Bross yang sedang konvoi di Shibuya, kebetulan mereka berhenti di lampu merah sehingga suasana semakin riuh oleh para fans yang sibuk mengambil foto maupun berselfie dengan mereka. Si kakak tidak ketinggalan turut mengabadikannya.

Malam itu kami pulang dengan hati gembira walau hanya bisa pergi ke Shibuya. (^-^)


No comments:

Post a Comment